REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin melakukan pemetaan daerah yang menjadi titik rawan hoaks dan fitnah terhadap calon presiden (capres) nomor urut 01. Hasilnya, TKN menemukan 12 wilayah yang sudah terpapar hoaks secara masif.
"Hoaks yang dipakai itu isunya juga berulang-ulang dan hanya dimodifikasi dari waktu ke waktu," kata Tim Gerakan Tangkal Fitnah Direktorat Program TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Syihabuddin di posko Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).
Dia mengungkapkan, sejumlah isu yang kerap dipakai untuk menyudutkan capres pejawat antara lain seputar Jokowi PKI, anti-Islam dan kriminalisasi ulama, TKA asal Cina dan utang luar negeri. Dia melanjutkan, penggangguran dan tingginya harga barang serta penyelenggara pemilu juga menjadi isu kabar bohong yang disebarluaskan kepada masyarakat.
Hasil pemetaan TKN mendapati DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo dan Maluku Utara sebagai daerah yang sudah terpapar hoaks secara masif.
Pada saat yang bersamaan, TKN juga mengidentifikasi daerah yang madih rawan hoaks. Daerah tersebut antara lain, Sumateran Utara, Kalimantan Barat, Kalimantam Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan.
Pemaparan itu disampaikan TKN dalam acara Gerakan Tangkal Fitnah. Dalam kesempatan itu, hadir mantan gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB).
Dalam kegiatan itu, TGB mengingatkan bahaya hoaks bertemakan agama yang bertujuan memecah belah umat. Dia mengimbau masyarakat untuk saling mengingatkan keluarga, teman, saudara dan tetangga agar hoaks yang disebarkan tidak berfungsi efektif dan membuat warga semakin kebal hoaks.
Wakil koordinator Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar itu mengatakan, kabar bohong yang disebarkan patut diwaspadai agar kondisi Indonesia tidak seperti Suriah. Dia melanjutkan, adanya hoaks di Suriah disebarkan guna menciptakan kondisi masyarakat untuk membenci pemerintah hingga selanjutnya menyebabkan perang saudara.
"Saya mengetuk pintu hati masyarakat Indonesia, khususnya yang mengaku kaum Muslim, apapun latar belakang partai anda, berhentilah memproduksi atau menyebarkan hoaks," kata TGB.