REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Persija Jakarta, Syafruddin, mendorong Satgas Antimafia Bola Polri mengungkap kasus penghancuran dokumen diduga milik Persija. Ia yang juga menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) meminta satgas bertindak tidak pandang bulu dalam membongkar kasus pengaturan skor.
"Hukum tidak boleh pandang bulu, jangan hanya orang-orang tertentu. Ini kan masalah pidana, hukumannya di ranah pidana. Saya akan mendorong itu, saya mengizinkan, saya mengapresiasi, silakan hukum siapapun pelakunya," ujar Syafruddin di Kantor KemenpanRB, Jakarta Selatan, Jumat (8/2).
Wakil Kapolri periode 2016-2018 dan sebagai bagian dari dunia sepak bola itu mengaku sangat mengetahui permasalahan yang terjadi dalam persepakbolaan Indonesia. Untuk itu, Syafruddin juga mendorong satgas mengungkap kasus pengaturan skor hingga tuntas.
Syafruddin mengaku sudah menyampaikan kepada satgas untuk mengungkap kasus pengaturan skor hingga ke akarnya. Menurut dia, kasus itu mengganggu profesionalisme dalam persepakbolaan Indonesia dan prestasi sepak bola Indonesia. "Saya bilang proses betul, ungkap betul, sampai ke akar-akarnya siapa yang melakukan hal-hal yang tidak baik dan mengganggu profesionalisme," kata dia.
Apalagi, menurut Syafruddin, semua tentang permasalahan pengaturan skor mendapat pengawasan berbagai pihak. Termasuk masyarakat pecinta sepak bola Tanah Air. Sehingga, semua pihak dan Syafruddin sendiri akan terus meminta satgas membongkar tuntas kasus pengaturan skor.
Syafruddin juga mengatakan, apabila terbukti benar oknum di Persija terlibat dalam kasus pengaturan skor, maka akan diproses hukum. Ia mengimbau satgas menyelesaikan dengan tuntas baik itu di PSSI maupun klub-klub sepak bola. "Aparat yang tengah menangani masalah ini, baik itu di PSSI atau klub selesaikan dengan tuntas. Yang terlibat betul-betul diproses hukum," kata dia menegaskan.
Mengenai sejumlah pengurus Persija Jakarta yang mundur, Syafrudiin menganggap hal itu masalah pribadi. Direktur Utama Persija I Gede Widiade bersama Direktur Operasional Persija Muhammad Rafil Perdana menyatakan mundur dari jabatannya awal pekan ini. Mereka mengundurkan diri secara yuridis pada 1 Februari 2019. "Mereka pamit kepada saya, akan mengundurkan diri sebagai orang yang profesional menjalankan tugas ya saya restui," jelas dia.
Syafruddin berharap jajaran direksi baru di Persija harus profesional juga dan kompak. Ia pun meminta kepada kesebelasan Persija dan para pendukung Persija, The Jakmania, agar tetap kompak terus mendukung skuat Macan Kemayoran "Saya pembina, saya tak terpengaruh dengan orang-orang yang mundur. Itu masalah individu, oleh karena itu saya selaku pembina menyampaikan semuanya harus profesional, utuh," tegasnya.