Sabtu 09 Feb 2019 23:34 WIB

Boni Hargens: Politik Berbasis Hoaks Ancaman Bagi Peradaban

Boni merujuk pernyataan Jokowi mengenai penggunaan propagan Rusia dalam kampanye.

Boni Hargens
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Boni Hargens

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai, politik berbasis kebohongan atau hoaks yang diterapkan salah satu pihak dalam kontestasi Pemilu 2019, merupakan ancaman serius bagi ketahanan demokrasi dan peradaban. Hal itu dikatakannya terkait pernyataan calon presiden nomor urut 01, Jokowi mengenai penggunaan propaganda Rusia dalam politik elektoral di Indonesia saat ini.

"Model politik berbasis kebohongan yang diterapkan dalam konteks perang diterapkan dalam konteks pemilu, ini adalah ancaman serius terhadap ketahanan demokrasi dan peradaban an sich," kata Boni dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (9/2).

Boni menjelaskan, maraknya kabar bohong atau hoaks dan dasyatnya narasi kebencian yang berbalut politik identitas sejak 2016  menandakan bahwa Propaganda Rusia telah diadopsi dalam politik elektoral di Indonesia. Dia khawatir diterapkannya Propaganda Rusia menjadi kecemasan karena beberapa alasan, pertama, pemilu dipandang sebagai perang, bukan kontestasi pilihan politik.

"Kalau dipahami sebagai perang, maka pemilu berpotensi melahirkan kekerasan horizontal yang serius karena membelah masyarakat dengan cara kasar dan jahat," ujarnya.

Kedua menurut dia, pendekatan Rusia menghancurkan seluruh tradisi dan budaya politik Indonesia yang berbasis kekeluargaan. Dia menilai, Demokrasi Pancasila adalah kombinasi antara demokrasi modern dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kekeluargaan dan persaudaraan di tengah perbedaan.

"Pendekatan baru ini menghancurkan seluruh prinsip baik ini," katanya.

Dia menjelaskan, ketiga, kepemimpinan politik yang dilahirkan dari model propaganda kebohongan akan melahirkan rezim kebohongan.  Konsekuensinya menurut dia, kekuasaan tidak akan bekerja untuk rakyat melainkan untuk kepentingan oligarki nasional maupun global yang telah berjasa dalam pemenangan.

"Saya mengimbau agar model propaganda ini segera dihentikan oleh kandidat yang ikut dalam kontestasi Pemilu 2019," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement