REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, menyatakan status Basuki Tjahaja Purnama (BTP) di PDI-P adalah sebagai anggota biasa.
Dipastikan juga bahwa BTP tak dilibatkan dalam proses kampanye Pemilu 2019 sebab yang bersangkutan akan berlibur panjang.
"BTP masuk PDIP sebagai anggota biasa. Ya sama seperti almarhum KH Yusuf Supendi yang kini digantikan putrinya Azmah Shobirooh. Lalu seperti masuknya Pak Kapitra Ampera. Ada juga 17 purnawirawan TNI masuk PDIP. Ya jadi anggota biasa," kata Hasto Kristiyanto, dalam keterangan yang diterima, Ahad (10/2).
Lebih lanjut, Hasto mengatakan pihaknya akan membiarkan BTP untuk pergi dulu berlibur ke luar negeri.
"Itu kan agenda pribadi beliau. Berlibur ke luar negeri selama 2,5 bulan," imbuhnya.
Kata Hasto, PDIP masih berkonsentrasi ke pemilu sebagai fokus utama, makanya, dirinya yang juga menjabat Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin itu, terus melakukan safari politik.
Pria asal Yogyakarta itu memastikan BTP takkan menjadi juru kampanye atau terlibat dalam proses kampanye Pemilu 2019, baik untuk parpol atuapun untuk pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Belum ada penugasan-penugasan partai untuk BTP.
Apalagi, sama seperti anggota baru lainnya, BTP masih harus menjalani proses kaderisasi terlebih dahulu.
"Jadi Pak BTP tidak akan jadi juru kampanye. Karena dia ada agenda kegiatan pribadi di luar negeri," kata Hasto.
"Yang jelas saat ini kami kerjakan pemilu dulu. Fokus kami ke pemilu, konsentrasi penuh," tandasnya.
Hasto mengatakan pihaknya tak bicara soal untung rugi terkait masuknya BTP, tetapi yang diutamakan adalah politik dengan nilai-nilai kemanusiaan, sebab politik haruslah membangun peradaban, sehingga tidak hanya bicara soal untung rugi politi.
"Politik itu bicara tentang hal-hal yang sangat fundamental termasuk hubungan kita sebagai sesama manusia, hubungan kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan alam raya, itu politik," katanya.