REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya membuat inovasi alat bantu fotosintesis tanaman, yang diberi nama Lentera Fotosintesis. Mahasiswa Teknik Elektro UM Surabaya, Ghois Qurniawan, yang merupakan ketua tim mengatakan, dalam pembuatan alat itu dirinya dibantu empat mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Martha Kusuma Putri, Judith Syifa PMR, Fatma Aula N, Dikrie Vajrii VS dan Kartono.
Ghois menjelaskan, Lentera Fotosintesis merupakan produk inovasi di bidang modern agrikultural. Alat ini memiliki fungsi untuk mempercepat penumbuhan tanaman, serta dapat digunakan pada tanaman musiman agar dapat tumbuh dan menghasilkan buah di sepanjang musim.
Ghois mengungkapkqn, prinsip kerja dari alat ini adalah supaya tanaman dapat berfotosintesis selama 22 jam per hari. "Lentera Fotosintesis juga telah dikalibrasikan dengan spektrum cahaya dan cahaya matahari sehingga warna spektrum dari alat ini sesuai dengan yang dihasilkan oleh cahaya matahari," kata dia di Surabaya, Rabu (13/2).
Selain itu, lanjut Ghois, alat ini dapat berkerja otomatis menggunakan sensor cahaya yang akan menyala pada malam hari dan otomatis mati pada siang hari. Dia pun menjelaskan berbagai kelebihan dari produk inovasi yang diciptakannya tersebut.
"Ini dapat menghindarkan tanaman dari hama dan buah yang dihasilkan lebih besar, hemat energi hinga 80 persen karena menggunakan lampu LED 30 watt," ujarnya.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) memperlihatkan cara kerja alat Lentera Fotosintesis di Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/2).
Ghois meyakinkan, inovasi buatannya juga dapat digunakan pada pertanian di dalam gedung bertingkat, sebagai upaya pemaksimalam lahan. Ghois mengungkapkan, dia dan tim melakukan riset selama 1,5 tahun sebelum membuat Lentera Fotosintesis. Nantinya alat tersebut akan difokuskan pada tanaman pokok seperti padi, jagung, dqn kacang-kacangan.
"Untuk pengembangan ke depan, alat ini akan dikombinasikan dengan solar sel, sehingga lebih efisien dan memudahkan petani dalam mengontrol penggunaan listrik," katanya.
Ghois dan tim merasa bangga atas kerya yang diciptakannya tersebut. Terlebih setelah Lentera Fotosintesis meraih medali emas kategori Modern Agricultural pada ajang "Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation & Technology Exposition" di Thailand.