Ahad 17 Feb 2019 17:30 WIB

Puisi 'Uninstall Fadli Zon' dari TKN Jokowi-Amin

Puisi akan dibacakan saat nobar debat capres kedua.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Joko Sadewo
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan menggelar nonton bareng (nobar) debat kedua. Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan, TKN berencana membacakan puisi berjudul 'Uninstall Fadli Zon' dalam nobar tersebut.

"Kami akan buat puisi 'Uninstall Fadli Zon' di acara nobar debat Pilpres 2019," kata Hasto Kristiyanto saat jumpa pers di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat pada Ahad (17/2).

Dalam kesempatan yang sama, Hasto juga mengomentari klarifikasi Wakil Ketua DPR Fadli Zon soal puisi yang dinilai telah melecehkan kiai sepuh Maimoen Zubair alias Mbah Moen. Hasto mengimbau Fadli untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan atau karya.

"Iya itu harus di jaga dengan baik karena mulutmu harimaumu. Itu yang harus dijaga Fadli," kata Hasto lagi.

Sebelumnya, Kiai Haji Maimoen Zubair atau Mbah Moen salah mengucap nama Jokowi menjadi Prabowo sebagai presiden 2019-2024 dalam doanya. Mbah Moen kemudian mengklarifikasi doa itu dan mengatakan bahwa yang ia doakan ialah Jokowi agar kembali terpilih menjadi pemimpin negara.

Fadli Zon yang selanjutnya membuat puisi 'Doa yang Tertukar'. Puisi itu dianggap menyerang Mbah Moen, sehingga sejumlah santri menuntut Fadli meminta maaf.

Sementara, nobar yang diadakan TKN akan dihelat di parkir timur Senayan. Nobar tersebut diberi judul 'Derap Budaya Energi Nusantara'. Semua elemen relawan beserta timses akan berkumpul di sana. Beragam acara juga akan ditampilkan, mulai dari tarian, live music, barongsai, kuliner nusantara, hingga pembacaan puisi.

Hasto mengatakan, TKN akan berupaya meyakinkan pemilih yang masih belum menentukan pilihan mereka melalui debat kedua ini. TKN menyadari debat sebagai faktor penting dan strategis untuk meyakinkan pemilih yang ragu-ragu untuk memilih pemimpin negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement