Rabu 20 Feb 2019 01:00 WIB

Indonesia akan Defisit Gas Bumi 24.398 MMSCFD

Jumlah defisit gas bumi meningkat dari tahun ket tahun

Ladang gas
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Ladang gas

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan defisit migas pada tahun 2050 akan makin besar. Angka defisit pada 2050 sebesar 3,82 juta barel per hari (BOPD) minyak dan 24.398 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas.

Sedangkan berdasarkan neraca sumber energi primer minyak dan gas bumi pada 2025, akan ada defisit minyak sebesar 1,39 juta BOPD dan defisit gas 2.837 MMSCFD.  Nanang mengatakan ada beberapa langkah untuk meningkatkan produksi dan menutup defisit pada 2025 dan 2050.

Langkah tersebut di antaranya adalah insentif untuk usaha-usaha eksplorasi sebagai antisipasi jangka panjang, percepatan POD/POFD, secondary dan tertiary recovery project (EOR), dan pencarian upside potential di mature field. "Selain itu perlu mendorong BUMN migas atau perusahaan energi nasional untuk mencari sumber energi di luar Indonesia," kata Nanang dalam diskusi seminar energi, Selasa (19/2).

Sementara itu, dalam diskusi panel yang menghadirkan tiga pembicara, yaitu Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu, dan Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Hilmi Panigoro terungkap bahwa energi minyak di Indonesia masih berperan besar hingga 2050 karena konsumsi yang diproyeksikan terus meningkat .

Menurut Dwi dalam informasi tertulis,  Indonesia mempunyai 128 cekungan dan yang sudah dilakukan eksplorasi dan eksploitasi baru 54 cekungan. Dari 54 cekungan yang telah dieksplorasi, Indonesia saat ini memiliki reserve sebanyak 3,2 billion barel oil.  

"Kalau ada giant discovery diharapkan cadangan bisa meningkat," kata Dwi,

Dia menyebutkan gap antara produksi dan kebutuhan menunjukkan ekonomi tumbuh, tentu saja menjadi tantangan untuk menyelesaikan problem yang lain. "Tujuh strategi untuk mengatasi gap yang ada. Di hulu migas, Indonesia bagian barat pada posisi yang mature. Di timur adanya potensi untuk new discovery untuk ke depannya. Diperlukan pula supporting dan faktor-faktor yang kita harapkan mendukung," paparnya.

Menurut Dwi, untuk peluang hulu migas Indonesia, pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim investasi. Berbagai angkah dilakukan SKK Migas untk memperbaiki iklmin investasi, yaitu penyederhanaan perizinan dan peningkatan kegiatan eksplorasi melalui roadshow ke calon investor.

"Selain itu, going east in deep water, kami juga ingin memastikan ketersediaan migas diharapkan berbagai teknologi yang berkembang dapat membantu untuk mencegah risiko bisnis di oil and gas upstream," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement