Kamis 21 Feb 2019 04:40 WIB

Timnas U-22 ‘Ditikam’ Senjata Lama Malaysia

Hasil seri 2-2 memperpanjang rekor buruk Indra Sjafri tiap kali menghadapi Malaysia.

Pemain Timnas U-22 Marinus Wanewar (tengah) beraksi setelah mencetak gol petama ke gawang Malaysia dalam pertandingan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja
Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana
Pemain Timnas U-22 Marinus Wanewar (tengah) beraksi setelah mencetak gol petama ke gawang Malaysia dalam pertandingan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Tim Nasional (Timnas) U-22 Indonesia gagal memetik kemenangan setelah ditahan imbang Malaysia 2-2 di laga penyisihan Grup B Piala AFF U-22 2019 Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja. Dalam laga yang digelar pada Rabu (20/2) petang WIB tersebut, Indonesia sempat dua kali memimpin sebelum akhirnya disamakan skornya.

‘’Perjuangan dua kali 45 menit para pemain bisa unggul dua gol dulu, tapi kami tak bisa antisipasi set-pieces, free kick, dan corner,’’ ujar pelatih Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri, dalam keterangan resminya kepada wartawan di Jakarta.

Setelah babak pertama berakhir nirgol, Indonesia berhasil membuka keunggulan lewat gol Marinus Wanewar. Sayangnya, keunggulan tersebut hanya bertahan enam menit sebelum disamakan oleh tendangan bebas Nik Azli Nik Alias.

Lantas Witan Sulaiman kembali membawa Indonesia memimpin pada menit ke-77 lewat gol cantiknya. Malaysia menyamakan kedudukan lagi empat menit jelang waktu normal usai sepak pojok Nik Azli berhasil disambut tandukan Muhammad Hadi Fayyadh Abdul Razak.

Tambahan satu poin setidaknya mempertahankan posisi Indonesia di peringkat kedua klasemen Grup B dengan raihan dua poin. Sedangkan, Malaysia dan Myanmar sama-sama mengemas satu poin di posisi ketiga dan keempat grup.

Di laga pamungkas pada Jumat (22/2), Indonesia bakal menghadapi tuan rumah Kamboja yang telah memastikan lolos ke semifinal dengan enam poin usai menekuk Myanmar 2-0 kemarin. Indonesia wajib menang jika ingin memastikan lolos ke babak empat besar.

SENJATA LAMA

Indra mengakui para pemainnya gagal mengantisipasi bola-bola mati yang dilakukan Malaysia. Dan, bola mati menjadi ‘senjata lama’ Malaysia yang terbukti selalu ampuh menjebol gawang Indonesia.

‘’Kami tidak bisa antisipasi free kick dan corner. Dari dulu mereka memanfaatkan itu (free kick dan corner)," kata Indra. ‘’Dari dulu, setplay mereka selalu berusaha memanfaatkan keunggulan tinggi badan.’’

Malaysia selalu memaksimalkan set-pieces, free kick, dan corner untuk merobek jala Indonesia. Cara itu sebelumnya juga terbukti sukses ketika Indonesia dipaksa menelan kekalahan 1-4 pada fase kualifikasi Piala Asia U-19 2018 di Paju, Korea Selatan, pada November 2017. Salah satu gol Malaysia tercipta lewat sundulan dari umpan tendangan sudut.

Hasil imbang 2-2 kemarin sekaligus memperpanjang rekor buruk Indra Sjafri setiap kali menghadapi Malaysia. Dari empat kali pertemuan melawan Malaysia yang dijalani Indra saat menangani Timnas U-19, tiga di antaranya berakhir imbang dan satu lainnya berujung kekalahan.

Pada 2013 dalam turamen HKFA International Youth Football Invitation di Hong Kong, Indonesia hanya bermain imbang tanpa gol. Kemudian di fase penyisihan Grup B Piala AFF U-19 2013, Indonesia ditahan imbang 1-1 oleh Malaysia.

Skor imbang nirgol kembali terjadi dalam pertemuan ketiga Indra melawan Malaysia dalam ajang Trofi Hassanal Bolkiah 2014 di Brunei Darussalam. Dan, hasil terburuk dirasakan dalam pertemuan terakhir Indra melawan Malaysia ketika timnya menelan kekalahan 1-4 pada fase kualifikasi Piala Asia U-19 2018.

TETAP OPTIMIS

Meski gagal memetik kemenangan, juru taktik berusia 56 tahun ini mengapresiasi perjuangan anak asuhnya. Indra berpendapat timnya mengalami peningkatan kualitas jika dibandingkan dengan laga perdana Grup B kala skuat Merah Putih bermain seri 1-1 dengan Myanmar.

''Saya pikir pertandingan ini secara kualitas lebih baik dari kemarin. Cuma, memang ada satu pemain yang bermain di bawah harapan dan saya menggantinya untuk kebutuhan taktis,’’ kata Indra merujuk pada masuknya Witan menggantikan Billy Keraf di awal babak kedua.

Penyerang timas U-22 Indonesia, Marianus Wanewar, merasa puas dengan penampilan timnya. Namun, ia mengaku tetap kecewa dengan hasil pertandingannya.

''Pertandingan hari ini, kami harusnya menang, supaya bisa lolos," ujar pesepak bola 21 tahun itu.

Marianus mengaku tidak menemukan kesulitan berarti. Malaysia U-22, menurutnya, hanya beruntung karena mencetak gol dari bola mati.

Hasil imbang 2-2 ini membuat skuat Garuda Muda bakal melakoni partai hidup mati pada laga ketiga Grup B. Marianus dan rekan-rekan akan berhadapan dengan tuan rumah Kamboja pada Jumat (22/2) petang WIB.

Timnas U-22 Indonesia kini harus mengalahkan tuan rumah Kamboja untuk memastikan lolos ke babak semifinal. Dari persaingan Grup B, Malaysia dan Myanmar juga masih berpeluang lolos jika Indonesia gagal memenangkan laga pamungkas pada Jumat besok. Malaysia dan Myanmar juga harus memenangkan laga terakhir untuk menjaga asa lolos.

Di Grup A, Vietnam dan Thailand sudah memastikan diri melenggang ke babak empat besar. Keduanya sama-sama mengoleksi enam poin usai memetik kemenangan atas Filipina dan Timor Leste. Di laga terakhir pada Kamis (21/2) ini, Vietnam dan Thailand akan saling adu taktik untuk memperebutkan juara Grup A.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement