Kamis 21 Feb 2019 17:35 WIB

Bawaslu Ajak Kaum Milenial Wujudkan Pemilu Bermoral

Jumlah pemilih milenial, usia 17 hingga 20 tahun, tercatat sekitar 54.109 pemilih.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Bawaslu
Bawaslu

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengajak para siswa SMA/SMK berani menolak dan melawan praktik politik uang pada Pemilu 2019. Melalui program 'Bawaslu Go To School', komisioner Bawaslu dan anggota Panwascam mengampanyekan anti politik uang di sekolah-sekolah potensi pemilih pemula.

"Dalam mengampanyekan ini, bahkan, komisioner Bawaslu dan Panwascam pun bertindak sebagai pembina upacara bendera di sekolah," ujar anggota Bawaslu Kabupaten Semarang, Ummi Nu'amah.

Melalui kegiatan upacara bendera, katanya, Bawaslu sekaligus menyosialisasikan pentingnya kalangan pelajar untuk terlibat dalam pengawasan partisipatif, siap, dan berani menolak politik uang.

Ia mengatakan, program Bawaslu Go To School sengaja menyasar kalangan pelajar, karena kelompok ini dinilai masih mempunyai idelisme untuk melakukan perubahan dalam mewujudkan Pemilu yang Bersih dan Bermartabat.

Program Bawaslu Go To School ini digulirkan sejak awal Januari 2019. Tercatat sedikitnya 41 SMA/ SMK yang ada di Kabupaten Semarang yang sudah menjadi sasaran kampanye tolak politik uang ini.

"Isu besar yang diusung dalam kegiatan ini, selain tolak politik uang, juga mengajak para siswa untuk menolak politisasi SARA, ujaran kebencian, dan berita hoaks," jelasnya.

Menurut Ummi, para pelajar yang masuk dalam kategori kelompok milenial ini memegang peranan penting dalam sukses dan tidaknya Pemilu 2019 mendatang.

Bawaslu Kabupaten Semarang mencatat, di  daerahnya jumlah pemilih milenial, usia 17 hingga 20 tahun, tercatat mencapai sekitar 54.109 pemilih.

"Kalau semua pemilih milenial ini berani bergerak untuk bersama-sama menolak politik uang, saya yakin kualitas pemilu nanti akan semakin baik," ujarnya.

Kordiv Pengawasan, Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kabupaten Semarang, Syahrul Munir menambahkan, kegiatan Bawaslu Go To School, hingga Senin (18/2) lalu sudah dilaksanakan di 41 SMA/SMK di Kabupaten Semarang.

Sekolah-sekolah ini tersebar di 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. "Masih ada sekitar 32 sekolah yang akan kita sosialisasi sampai awal April 2019 mendatang," kata jelasnya.

Ia menambahkan, selain Bawaslu Go To School, program  lainnya dalam rangka mengawal Pemilu 2019 yang bersih dan bermartabat adalah membuat sejumlah kegiatan yang menyasar kelompok basis atau komunitas dengan berbagai sarana sosialisasi.

Mulai dari seni musik, lukis, siaran dagelan di udara, dan sebagainya. Sasarannya mulai dari kelompok perempuan, santri, pekerja hiburan, dan beberapa kelompok rentan yang ada di Kabupaten Semarang.

"Kami berharap upaya Bawaslu Kabupaten Semarang ini akan mampu mewujudkan pelaksanaan Pemilu 2019 yang lebih berkualitas," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement