REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembiayaan Ultra Mikro atau UMi guna mengembangkan usaha sudah disalurkan kepada 762.744 debitur dengan total penyaluran Rp 2,1 triliun. Jumlah tersebut disalurkan sejak UMi pertama kali diluncurkan pada pertengahan 2017 hingga 13 Februari 2019.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) komitmen terhadap pengembangan usaha melalui pembiayaan Ultra Mikro atau UMi. Salah satunya ditunjukkan melalui kunjungan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Bengkulu, Jumat (22/2).
Sri menjelaskan, pembiayaan UMi merupakan program pembiayaan kepada masyarakat usaha mikro di lapisan terbawah yang belum dapat difasilitasi oleh perbankan. "Pembiayaan paling banyak Rp 10 juta per nasabah," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat.
Program pembiayaan ini adalah tahap lanjutan dari bantuan sosial menuju kemandirian usaha sekaligus komplementer program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Untuk menjalankan program ini, pemerintah menunjuk Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
BLU tersebut berada di bawah Kemenkeu sebagai koordinator dana (coordinated fund) yang bertugas menghimpun dana dan menyalurkannya kepada usaha produktif melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).
Untuk Provinsi Bengkulu sendiri, pembiayaan UMi telah menjangkau 169 debitur dengan total penyaluran lebih dari Rp 1 miliar. Penyaluran tertinggi di Kota Bengkulu, mencapai Rp 455 juta yang disalurkan kepada 77 debitur. Posisi berikutnya ditempati Kabupaten Rejang Lebong dengan total penyaluran sebesar Rp 437 juta kepada 72 debitur.
Sri menjelaskan, pengusaha yang mendapatkan kesempatan pembiayaan UMi terdiri dari beragam usaha dan latar belakang. Di antaranya penjual aksesoris, pedagang baju, penjahit hingga pedagang es tebu. "Mereka menjelaskan, dana itu berguna untuk meningkatkan volume dari kegiatan mereka," katanya.
Bengkulu memiliki potensi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sangat besar. Namun, hingga saat ini, penyalur Pembiayaan UMi di Provinsi Bengkulu belum maksimal. Hal ini merupakan peluang dan tantangan bagi semua pihak yang terlibat.
Menurut Sri, penyaluran dapat ditingkatkan dengan partisipasi aktif pemerintah daerah. Termasuk, melalui penjaringan debitur dan koperasi yang potensial untuk memperluas jangkauan Pembiayaan UMi di Provinsi Bengkulu.