REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengomentari  program tiga kartu baru yang dipaparkan capres 01 Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato politiknya di Sentul, Bogor pada Ahad (24/2) malam. Hidayat menyebut, Jokowi memaparkan janji yang seharusnya sudah diwujudkan Jokowi di tahun kedua pemerintahan.

"Harusnya sudah muncul di tahun kedua, pemerintahan di setiap presiden karena itulah pasti kampanye yang disampaikan pada waktu sebelumnya, tapi kalau itu dimunculkan pada saat kampanye, kemarin ngapain saja? Bukannya selama empat tahun sudah diberikan kuasa kok baru sekarang dimunculkan," kata Hidayat di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (25/2).

Menurut Hudayat, wajar bila seorang politikus menawarkan janji-janji politik menjelang masa pemilihan. Namun, Hidayat mengkritik janji yang disampaikan Jokoei di hadapan puluhan ribu pendukungnya itu.

"Namanya juga kampanye boleh saja tapi sebaiknya janganlah janji-janji itu berbasiskan kepada hanya merujuk pada anggaran belanja yang dilakukan pada tahun terakhir," kata Hidayat.

Dalam pidato di Sentul, Ahad (24/2) malam lalu, Jokowi memaparkan akan meluncurkan tiga kartu yakni, Kartu Sembako, KIP Kuliah, dan Kartu Pra-Kerja. Tiga kartu ini, demi mewujudkan visi Jokowi yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia.

Jokowi menjelaskan, Kartu Pra-Kerja ini merupakan program peningkatan pelatihan yang akan diberikan oleh pemerintah bagi para pencari kerja. Ia berharap mereka akan mendapatkan bekal ketrampilan sebelum masuk ke dunia kerja.

"Saya akan luncurkan yang namanya kartu pra kerja untuk memberikan layanan pelatihan koperasi, skilling, re-skilling, upskill. Ini pelatihan vokasi untuk meningkatkan ketrampilan bagi yang belum bekerja, pekerja, dan yang akan berganti pekerjaan," ujar Jokowi saat menyampaikan pidato kebangsaan dalam acara Konvensi Rakyat di Sentul International Convention Center, Bogor, Ahad (24/2) malam.

Ikuti Whatsapp Channel Republika