REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak semua warga di Kabupaten Bengkalis, Riau terpapar asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tengah terjadi di provinsi itu. Warga Pulau Bengkalis, Wira Sugiarto (34 tahun) mengaku lingkungannya tidak terdampak karhutla.
"Saya tinggal di Kecamatan Bengkalis dan tidak terpapar asap karhutla," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (27/2).
Karena tidak terdampak asap karhutla, ia mengaku bebas keluar rumah beraktivitas dan tidak perlu menggunakan masker. Ia juga belum pernah mendengar keluhan tetangga atau orang sekitarnya mengenai masalah ini.
Menurutnya, di Pulau Bengkalis sudah lama tidak pernah ada persoalan asap karhutla. Disinggung mengenai Kabupaten Bengkalis yang paling terdampak karhutla, ia menyebut kemungkinan terjadi di Kecamatan Rupat yang berbeda tempat dengan wilayah yang saat ini dia huni.
"Mungkin (terjadi di, red) Rupat yang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Bengkalis, tetapi wilayahnya berbeda pulau dengan Kecamatan Bengkalis," ujar pria yang berprofesi sebagai dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis tersebut.
Ia menyebut penyeberangan dari Pulau Kecamatan Bengkalis ke Pulau Kecamatan Rupat membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan menggunakan kapal nelayan.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan, hingga Sabtu, 23 Februari 2019 pukul 18.00 WIB, satelit Noaa 18 (Sipongi KLHK) dengan tingkat kepercayaan 70 persen melaporkan lima titik hotspot di Sumatra.
"Rinciannya Sumatra Utara satu titik, Aceh satu, Riau tiga titik yaitu Bengkalis dua titik dan Siak satu titik," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (24/2).