Jumat 01 Mar 2019 09:38 WIB

Puluhan Warga Bandung Barat Digigit Anjing dengan Rabies

Dinkes Bandung Barat melakukan sosialisasi penanganan anjing rabies.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Vaksin anti rabies.  (ilustrasi)
Foto: Antara
Vaksin anti rabies. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH -- Sebanyak 21 orang warga Kabupaten Bandung Barat terkena gigitan anjing rabies dan binatang lainnya hingga Selasa (26/2) lalu. Mereka yang terkena gigitan rata-rata berasal dari wilayah Selatan seperti Kecamatan Cililin, Sindangkerta, dan Gununghalu dengan usia yang bervariasi.

Meski tidak menimbulkan gejala rabies dan kematian, namun antisipasi terhadap gigitan anjing rabies terus dilakukan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat terus melakukan sosialisasi tentang penanganan anjing rabies dan vaksinasi terhadap warga yang terkena gigitan.

Baca Juga

"Setelah mendapatkan informasi warga ada yang digigit anjing liar rabies. Kita langsung melakukan vaksinasi tiga kali," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Hernawan kepada Republika.co.id, Jumat (1/3).

Menurutnya, mereka yang terkena gigitan hingga saat ini tidak ada yang menunjukkan gejala rabies. Hal itu termasuk belum ada informasi yang masuk tentang warga yang terkena gigitan oleh anjing rabies atau binatang lainnya.

"Nggak ada yang meninggal dan menunjukkan rabies. Virus rabies menyerangnya ke saraf pusat. Jika warga positif rabies gejalanya dia takut dengan sinar matahari," katanya. Pihaknya terus memantau perkembangan 21 orang yang terkena gigitan.

Ia mengungkapkan, Dinkes terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di daerah yang rawan gigitan anjing rabies. Menurutnya, jika terkena gigitan langsung maka harus segera dibersihkan dengan air yang mengalir dan sabun.

"Rata rata, warga yang terkena gigitan rabies belum divaksin karena bukan program rutin. Kalau kita siap melakukan vaksin," katanya. Dia mengatakan, masih banyaknya anjing liar disebabkan masih banyak terdapat hutan.

"Rabies itu memang virus yang ada di binatang seperti kucing, kera, kelelawar. Tapi virus itu bisa menular ke manusia dengan cara gigitan dan bisa menyebabkan meninggal dunia," ungkapnya.

Dinkes pun pun menyosialisasikan kepada masyarakat yang memiliki anjing dan kucing untuk divaksin. Menurutnya, program vaksinasi kepada hewan dilakukan oleh Dinas Peternakan. Sementara warga yang akan divaksin dilakukan oleh Dinas Kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement