Jumat 01 Mar 2019 18:30 WIB

Warga Solok Mengaku Dengar Suara Dentuman Saat Gempa

Warga Solok masih bertahan di tenda karena gempa susulan terus berlangsung.

Gempa Bumi Solok Selatan: Warga menunjukan rumahnya yang rusak akibat gempa bumi di Nagari Talunan Maju, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis (28/2/2019).
Foto: Antara/Humas Solok Selatan
Gempa Bumi Solok Selatan: Warga menunjukan rumahnya yang rusak akibat gempa bumi di Nagari Talunan Maju, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis (28/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Warga Jorong Koto Sungai Kunyit, Nagari Sungai Kunyit, Solok Selatan, Sumatera Barat, mengaku mendengar suara dentuman dan bunyi gemuruh saat terjadi gempa. Hingga Jumat gempa susulan masih terus berlangsung.

"Setiap gempa selalu bersamaan dengan dentuman sedangkan gemuruh terjadi sebelum gempa," kata Kepala Jorong Koto Sungai Kunyit, Anto di Padang Aro, Jumat (3/1).

Ia mengatakan, sejak Jumat subuh, sudah enam kali terasa gempa susulan dalam skala kecil. Akibatnya banyak masyarakat belum berani balik ke rumah. "Masyarakat memilih bertahan di tenda karena gempa susulan masih sering terasa," katanya.

Rumah warga di Koto Sungai Kunyit, katanya, hampir semua retak akibat gempa dan banyak yang hampir roboh. Dia berharap ada bantuan tenda yang layak bagi masyarakatnya. Pasalnya, empat tenda yang dipasang bocor saat hujan. "Pada Kamis malam hujan melanda dan renda bantuan bocor sehingga warga tidak bisa tidur," ujarnya.

Sedangkan tenda darurat yang dibuat warga juga tidak bisa diandalkan sebab alasnya juga terpal sehingga semalaman korban harus berjaga.

photo
Gempa Bumi Solok Selatan: Warga menunjukan rumahnya yang rusak akibat gempa bumi di Nagari Talunan Maju, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis (28/2/2019).

Kepala Jorong Jorong Mukti Tama, Eri Susanto mengatakan, di tempatnya saat gempa seperti bunyi mesin bor dan cukup kuat. "Di Mukti Tama banyak rumah retak dan sekarang korban juga butuh bantuan tenda," ujarnya.

Sampai saat ini, katanya, warga belum berani kembali ke rumah dan memilih bertahan di tenda darurat.

Data terakhir akibat gempa, sebanyak 398 rumah warga rusak yang terdiri dari rusak ringan 182 unit, rusak sedang 121 unit serta 95 rusak berat yang tersebar di tiga Kecamatan.

Untuk fasilitas umum yang rusak sebanyak 14 unit yang terdiri dari tiga fasilitas kesehatan, enam sekolah dan empat tempat ibadah. Sedangkan warga yang mengungsi tercatat sebanyak 192 jiwa dari 42 Kepala Keluarga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement