REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menata Dukuh Atas menjadi kawasan terintegrasi berbagai moda transportasi umum. Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta akan melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas di kawasan Dukuh Atas.
"Sebagai sebuah kawasan transit yang besar perlu ada kegiatan-kegiatan yang termasuk juga kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub DKI Jakarta Sigit Widjatmoko di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat (1/3).
Ia menjelaskan, tujuannya untuk mengoptimalkan dan memudahkan proses dan aksesibilitas para pengguna angkutan umum. Sebab, lanjut Sigit, saat ini di Dukuh Atas sudah menjadi kawasan bertemunya sejumlah moda transportasi baik berbasis tanah maupun rel.
Di antaranya kereta rel listrik (KRL), kereta bandara, dan bus Transjakarta. Kemudian ditambah lagi dengan adanya moda raya terpadu (MRT) Jakarta yang akan dioperasikan Maret 2019 mendatang.
Sigit menyampaikan, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah menata kawasan Dukuh Atas. Diawali dengan penyesuaian rekayasa lalu lintas di Dukuh Bawah, yaitu dengan penerapan sistem satu arah.
Selanjutnya, sistem satu arah juga akan diberlakukan di Jalan Tanjung Karang, Jalan Blora, dan daerah Gedung Landmark BNI. Sigit mengatakan, pengalihan lalu lintas di kawasan Dukuh Atas tersebut akan diberlakukan mulai Ahad (3/3).
Sigit menjelaskan, semua pihak operator angkutan umum terkait sudah mendukung rencana integrasi di kawasan Dukuh Atas. Menurut dia, operator angkutan umum di tingkat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mendukung pola pergerakan kendaraan dan pejalan kaki.
"Seluruh operator angkutan umum baik itu yang dikomandoi oleh BUMN maupun BUMD provinsi DKI Jakarta siap membawa semangat integrasi untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat pengguna," ujar Sigit.
Ia menambahkan, Pemprov DKI siap memudahkan masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Paling utama, kata dia, kemudahan akses untuk menjangkau angkutan umum tanpa menghilangkan fungsi pertumbuhan sebuah kota. "Dengan kehadiran transit hub diharap malah meningkatkan nilai kualitas ruang, bukan menurunkan," kata Sigit.