Sabtu 02 Mar 2019 10:55 WIB

Kehebohan Soimah Nyinden Bareng Dewa Budjana

Suara indah Soimah berpadu serasi dengan petikan gitar Budjana.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Gitaris Dewa Budjana berkolaborasi dengan penyanyi Soimah pada gelaran BNI Java Jazz Festival 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/3) malam. Dalam aksinya, gitaris kawakan kelahiran Sumba Barat tersebut membawakan sejumlah lagu seperti Joget Kahyangan, Mahandini, Queen Kanya dan Hyang Giri.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gitaris Dewa Budjana berkolaborasi dengan penyanyi Soimah pada gelaran BNI Java Jazz Festival 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/3) malam. Dalam aksinya, gitaris kawakan kelahiran Sumba Barat tersebut membawakan sejumlah lagu seperti Joget Kahyangan, Mahandini, Queen Kanya dan Hyang Giri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Soimah Pancawati identik dengan suara lantang dan kehebohannya, melengkapi kebolehannya menyinden yang tidak main-main. Hal sama juga terlihat dalam pentas kolaborasinya bersama gitaris Dewa Budjana di Java Jazz Festival (JJF) 2019.

Pada panggung Kapal Api Signature Hall, Jumat (1/3) petang, Budjana naik ke atas panggung bersama tim pemain musiknya sekitar pukul 23.30. Mereka membawakan satu lagu instrumental "Joged Kahyangan". Lantas, Budjana memanggil kolaborator asal India, pemain bas Mohini Dey.

Budjana menyebut Dey sebagai prodigy alias sosok bertalenta asal India. Tidak heran karena perempuan itu baru berusia 23 tahun dan sudah sangat piawai bermusik. Dey membiarkan rambut keritingnya tergerai saat memainkan bas dengan keahlian tingkat tinggi.

Bersama Dey dan pemain musik lain, Budjana lanjut membawakan "Mahandini" dan "Queen Kanya". Setelah itu, barulah dia meminta Soimah naik ke atas panggung. Budjana yang berasal dari Bali menggunakan beberapa panggilan akrab dalam bahasa Jawa.

Tidak disangka, berbalut kebaya modern berwarna hitam, Soimah naik panggung sambil bersungut-sungut. Dia tersenyum sekilas pada Dey, tetapi sengaja berjalan melewati Budjana begitu saja. Soimah bahkan tidak membalas tos tangan dari gitaris Gigi itu.

photo
Java Jazz Festival. Gitaris Dewa Budjana berkolaborasi dengan penyanyi Soimah pada gelaran BNI Java Jazz Festival 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/3) malam. Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto

"Dandan dari jam dua baru dipanggil sekarang," kata Soimah berlagak ngambek. Namun, kemudian dia tersenyum kepada kolaborator dan semua penonton. "Soimah-Budjana nge-jaz? Uedannnn, keren ya," ujarnya dalam logat Jawa yang kental.

Soimah membuktikan kata keren yang dia ucapkan dengan lantang membawakan lagu "Hyang Giri". Suara indahnya yang khas amat membuai, berpadu harmonis dengan instrumen musik lain. Tentunya, yang menonjol adalah permainan gitar Budjana dan permainan bas Dey.

Selama sesi satu jam tersebut, berbagai celetukan lelucon spontan dari Soimah membuat hadirin tertawa dan bertepuk tangan. Sementara, Budjana lebih banyak berbagi soal lagu dan karyanya. Dey sebagai kolaborator asing hanya tersenyum-senyum simpul.

Semua itu cukup menarik sebagai salah satu pertunjukan penutup JJF di hari pertama. Suguhan musik berkualitas kelas dunia beriring banyak kelucuan. Misalnya, Soimah yang berterima kasih dalam bahasa Inggris dengan gaya sok elegan, juga ungkapan spontan "Hobbah" dan "hajarr".

"Udah keren belum aku? Tolong, cepat, diabadikan ya. Ini momen. Jarang-jarang lho aku gini," kata Soimah ketika seluruh penampil akan berfoto bersama. Sebagai pamungkas, lagu "Gangga" menjadi penutup pertunjukan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement