REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) belum bisa digunakan saat mudik lebaran tahun ini. Pasalnya, progress tol layang Jakarta-Cikampek hingga saat ini baru sekitar 70 persen, sementara mudik Lebaran kurang dari 90 hari lagi.
Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, jika asumsi rata-rata progress per pekan satu persen, maka dalam satu bulan progress sebesar empat persen. Perlu waktu sekitar delapan bulan penyelesaian lagi sejak Maret 2019.
"Jadi perkiraan selesai bulan Desember 2019. Dan untuk mudik Lebaran 2019, sangat tidak mungkin dapat digunakan," kata Djoko kepada wartawan, Sabtu (2/3).
Tujuannya, lanjut Djoko, untuk memisahkan jalur komuter Jakarta-Bekasi-Cikarang (lajur kolektor/eksisting). Jalan Tol Jakarta Cikampek Layang dibangun mengurangi kemacetan panjang yang berada di sepanjang jalan tol Jakarta-Cikampek.
Proyek ini mulai dikerjakan pada Maret 2017. Dengan waktu kontrak selama 24 bulan. Selama lima bulan untuk pekerjaan penggantian lajur. Sekitar dua bulan proyek tidak berjalan karena libur akhir pekan yang panjang, Lebaran, Natal, dan tahun baru. "Jadi sebenarnya konstruksi Japek Elevated hanya mempunyai 1,5 tahun saja waktu efektifnya," terang Djoko.
Seperti tahun lalu, antisipasi dengan cara rekayasa lalu lintas sudah mulai disiapkan pemerintah sejak dini supaya publik bisa bersiap memilih moda transportasi yang tepat saat mudik Lebaran tahun ini.
Namun, PT Jasa Marga (Persero) Tbk masih meyakini perkiraan proyek jalan tol Jakarta-Cikampek akan dibuka secara fungsional pada musim mudik Lebaran tahun ini. Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengatakan, saat ini perseroan tengah mengejar pembangunan untuk dapat merealisasikannya. “Pada Lebaran tahun ini kami bisa gunakan satu jalur sebagai fungsional. Ini yang lagi dikejar, mohon doanya supaya lancar,” ujarnya pertengahan Februari lalu.