Ahad 03 Mar 2019 11:14 WIB

Tim Kampanye Nasional Minta BPN Introspeksi Diri

TKN meminta BPN berintrospeksi setelah penolakan silaturahmi Sandiaga Uno

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily
Foto: Republika/Mimi Kartika
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf meminta Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga melakukan introspeksi diri. Hal itu menyusul penolakan Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno ketika hendak bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat, baru-baru lama ini.

Diketahui, petinggi pondok pesantren Buntet sampai mengeluarkan surat penolakan karena pihak Sandiaga dianggap ngeyel. Sebab, sebelum dikeluarkannya surat tersebut, timses Sandiaga berkunjung ke Buntet untuk meminta izin, namun pihak Buntet menolak.

Baca Juga

Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan mengatakan pemaksaan kehendak yang dilakukan Sandiaga ke Pesantren Buntet ialah bentuk rasa tidak menghormati dan tidak memiliki etika kepada kyai/guru di pesantren tersebut. Dia juga menilai pembelaan tim BPN yang menyebut urat Baper Sandi yang telah putus tidak boleh dijadikan dasar legitimasi dalam memaksakan kehendak demi meraih kekuasaan dengan segala cara.

"Kami menilai pernyataan Faldo terkait urat baper Sandiaga yang telah putus  tidak bisa menjadi dasar legitimasi memaksakan kehendak hanya demi meraih kekuasaan," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (2/3).

Sandiaga dan tim suksesnya, kata Ace, harus belajar menghormati etika dan budaya pesantren tentang bagaimana tata cara bertemu guru/kyai sebagai sosok sesepuh yang harus dihormati. Ia menilai kasus penolakan Sandiaga harusnya menjadi bahan introspeksi  terkait pola kampanye kubu 02.

"Kami menilai ada sesuatu yang salah dalam kunjungan Sandiaga sehingga mengakibatkan Pesantren Buntet mengeluarkan surat penolakan kehadirian dirinya. Hal ini kami rasa dapat dijadikan introspeksi bagi kubu Sandiaga terkait metode kampanye yang selama ini dinilai lebih memecah belah/adu domba," ujarnya.

Ia menilai Sandi menggunakan narasi kampanye yang hanya menjual mahal, sulit mendapatkan pekerjaan."Namun tidak menawarkan sesuatu yang menjadi solusinya selain membanggakan kemampuan dirinya," tambahnya.

Sebelumnya, BPN menyebut Sandiaga tak mempersoalkan penolakan tersebut. Penolakan terhadap Sandiaga bukan kali pertama terjadi. Pekan lalu, masyarakat Tabanan Bali juga melakukan penolakan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement