REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Gelombang panas terparah yang melanda Australia menimbulkan kebakaran besar di bagian selatan Australia Barat, Australia Selatan, Victoria, dan Tasmania selama akhir pekan. Adapun kebakaran di negara bagian Victoria merupakan yang terparah, sehingga harus mengerahkan sekitar 2.000 petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api.
"Terus terang saja ini sangat berbahaya, tidak hanya untuk masyarakat namun untuk petugas pemadam kebakaran," ujar Komisaris Manajemen Darurat Victoria, Andrew Crisp, Ahad (3/3).
Negara bagian Victoria sangat rentan dengan kebakaran karena daerah ini memiliki suhu yang cukup tinggi pada musim panas, dan semak eucalyptus yang mudah terbakar. Masyarakat di daerah tersebut telah dievakuasi dan hingga saat ini belum ada laporan korban meninggal maupun luka-luka.
Selain itu, pada 2009, pernah terjadi kebakaran hutan yang terburuk dan menghancurkan ribuan rumah di Victoria. Kebakaran itu menewaskan 173 orang dan melukai 414 orang lainnya. Bahkan, media setempat menjuluki kebakaran ini dengan "Black Saturday".
Badan Meteorologi Australia menyatakan, gelombang panas selama tiga hari berturut-turut merupakan yang terparah. Gelombang panas kali ini telah memecahkan rekor terpanas selama lebih dari satu abad.
"Ini memecahkan rekor panas di bulan Maret untuk empat negara yang berada di sepanjang garis pantai selatan," ujar Ahli Meteorologi Dean Narramore.
Narramore mengatakan, suhu di Tasmania mencapai 39,1 derajat celcius pada Sabtu lalu. Suhu in merupakan yang terpanas dalam 131 tahun terakhir.