Senin 04 Mar 2019 11:38 WIB

Tanggap Darurat Longsor Bolaang Mongondow Hingga 11 Maret

Tim SAR gabungan belum bisa memastikan jumlah korban yang tertimbun longsor.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah anggota tim SAR mengevakuasi salah seorang korban tambang emas yang longsor di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Selasa (26/2/2019) malam.
Foto: Antara/Handout/Humas Basarnas
Sejumlah anggota tim SAR mengevakuasi salah seorang korban tambang emas yang longsor di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Selasa (26/2/2019) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut), menetapkan masa tanggap darurat untuk longsor di tambang emas ilegal di daerah itu selama 14 hari. Saat ini tim SAR gabungan telah mengevakuasi 28 orang penambang yang tertimbun longsor.

"Masa tanggap darurat terhitung sejak 26 Februari 2019 hingga 11 Maret 2019," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin (4/3).

Sutopo mengatakan, evakuasi sulit dilakukan karena kondisi lubang galian yang sempit yang membahayakan petugas SAR untuk evakuasi, juga kondisi medan yang berada pada lereng yang terjal. Selain itu, kondisi tanah labil dan tidak diketahui berapa banyak lubang yang ada, serta kondisi korban yang diperkirakan juga sudah meninggal di dalam reruntuhan longsor juga menyulitkan evakuasi.

Sementara untuk proses evakuasi alat berat, perlu dibuat jalan baru menuju titik longsor untuk memudahkan proses evakuasi.  "Hingga H+6 tanggal 4 Februari 2019 pagi pukul 07.00 WITA, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 28 orang, dimana sembilan jiwa meninggal dunia dan 19 orang selamat dalam kondisi luka ringan dan berat," ujarnya.

Sutopo melanjutkan, pada Ahad (3/3) kemarin, tim SAR gabungan telah berhasil membuka lubang yang tertutup material longsor dengan menggunakan alat berat namun belum bisa mengevakuasi korban yang masih tertimbun material. Kendati demikian, BNPB belum mendapatkan data yang pasti berapa jumlah korbang yang tertimbun longsor.

Berdasarkan laporan penambang yang selamat dan masyarakat sekitar, jumlah penambang yang saat berkerja di dalam lubang saat penambangan bervariasi. Ada yang mengatakan 30 orang, 50 orang, 60 orang, bahkan 100 orang karena saat itu banyak yang sedang menambang di lubang besar, sedang di lubang-lubang kecil tidak diketahui. Hingga saat ini laporan anggota keluarga yang hilang juga terbatas karena banyak penambang yang berasal dari luar.

"Diharapkan pada hari ini evakuasi korban dapat dilakukan. Tim SAR gabungan dari TRC BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas, SAR Kotamobagu, TNI, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan, DVI Polda Sulut, Koramil Lolayan, Marinir, PMI, Tagana, Satpol PP, SKPD, Rescue JRBM, relawan dan masyarakat setempat terus melakukan evakuasi," ujarnya.

Ia berjanji, evakuasi dengan alat berat dilakukan hati-hati agar tidak terjadi longsor susulan. Basarnas mengkoordinir tim SAR gabungan untuk evakuasi korban.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement