REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mass Rapid Transit (MRT) menargetkan pembangunan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat, rampung Desember 2021. TOD itu akan menjadi pedestrian penghubung tiga dari lima stasiun moda transportasi massal di Jalan Jenderal Sudirman.
"Untuk periode Januari 2019 hingga Desember 2021 kami baru menghubungkan Stasiun MRT, Kereta Commuterline Indonesia (KCI) dan Kereta Bandara, sedangkan pedestrian penghubung Light Rail Transit (LRT) dengan Transjakarta berlanjut pada tahapan selanjutnya," kata kata Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin di Jakarta, Senin (4/3).
Pedestrian untuk pejalan kaki itu melibatkan lima operator transportasi massal. Kelimanya, yakni MRT, Light Rail Transit (LRT), Kereta Commuterline Indonesia (KCI), Railink selaku operator Kereta Bandara dan Transjakarta.
Pendanaan kegiatan dialokasikan secara konsorsium melibatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta serta pihak pengembang dalam kawasan. Nilai totalnya, yakni Rp20 triliun.
Menurut dia, tahap awal TOD ditandai realisasi Taman Dukuh Atas di sisi barat Jalan Jendral Sudirman seluas 200 meter lebih. Pada kedalaman sekitar 16 meter dari lahan taman, tengah dibangun Stasiun MRT Bawah Tanah trayek Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.
Dari titik Stasiun MRT Dukuh Atas, kata dia, saat ini sedang digarap proyek fisik pedestrian penghubung Jalan Kendal menuju Jalan Blora dengan radius 700 meter. Ini mengintegrasikan kawasan Stasiun MRT, KCI, dan Kereta Bandara di sisi Sungai Kanal Barat sepanjang 179 meter dengan lebar delapan meter lebih.
Secara fisik, kata Kamaluddin, fasilitas pedestrian tersebut akan mengalihfungsikan terowongan Jalan Kendal sebagai area pedestrian. Termasuk, penyediaan laybay Transjakarta dan penataan angkutan umum berbasis online.
Koridor tersebut menjadi bagian dari sirkulasi pejalan kaki dari Taman Dukuh Atas yang menghubungkan lima segmentasi tujuan. Lima tujuan tersebut, yakni Jalan Kendal-Bundaran HI melalui Taman Dukuh Atas MRT dan jalur pedestrian Jalan Blora.
Segmentasi BNI City-KCI Sudirman melalui pedestrian terowongan Jalan Kendal dan platform BNI City-Stasiun Sudirman. Selain itu, Jembatan Sudirman untuk pergerakan penumpang kereta dari utara menuju selatan melalui pedestrian eksisting.
"Semula konsep jalur penghubungnya berupa circular pedestrian yang melingkar mengintegrasikan lima moda transportasi massal sekaligus, namun justru akan merusak estetika kawasan Jalan Sudirman, sehingga diganti desain pedestriannya berbentuk agak kotak," katanya.
Penetapan kawasan Dukuh Atas sebagai TOD dikarenakan telah memiliki dua operator transportasi yang sudah beroperasional sejak awal, yakni KCI dan Kereta Bandara. Di Sudirman ini juga sudah beropersional Transkakarta yang menggunakan sistem bus rapid transit.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Budi Karto yang dihubungi melalui pesan singkat belum mau berkomentar banyak seputar rencana lanjutan pembangunan pedestrian TOD Dukuh Atas. "Saat ini masih fokus pada pengadaan lahannya," katanya.