REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) untuk sementara menangguhkan semua model Boeing seri 737 MAX untuk dapat terbang masuk dan keluar dari negara tersebut. Keputusan itu diambil setelah pesawat Ethiopian Airlines tipe Boeing 737 MAX 8 jatuh pada hari Ahad (10/3), dan menewaskan semua 157 orang di dalamnya.
Itu adalah kecelakaan fatal kedua yang melibatkan model itu dalam waktu kurang dari lima bulan. Singapura adalah pusat perjalanan utama, dengan penerbangan yang menghubungkan Asia ke Eropa dan AS. Beberapa maskapai dan regulator di seluruh dunia telah memgandangkan model MAX 8, setelah kecelakaan itu.
Singapura diyakini sebagai negara pertama yang melarang semua varian keluarga pesawat MAX. Penangguhan ini mulai berlaku sejak pukul 14:00 waktu setempat, seperti dilansir di BBC, Selasa (12/3).
"SilkAir, yang mengoperasikan enam pesawat Boeing 737 MAX akan terpengaruh, seperti China Southern Airlines, Garuda Indonesia, Shandong Airlines dan Thai Lion Air," kata CAAS dalam pernyataannya.
Otoritas penerbangan mengatakan sedang bekerja dengan Changi Airport Group Singapura dan maskapai yang terkena dampak untuk meminimalkan dampak terhadap penumpang yang bepergian.
Di AS, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) negara itu mengatakan kepada maskapai penerbangan pada hari Senin (11/3) bahwa mereka percaya model Boeing 737 MAX 8 layak mengudara, meskipun mengalami dua kecelakaan fatal.