REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Abdul Kadir Karding menilai kebebasan Siti Aisyah dari tuduhan membunuh Kim Jong-nam adalah angin segar bagi perlindungan para pekerja migran Indonesia di luar negeri. Dia mengatakan, hal itu sekaligus menunjukkan kehadiran negara bagi warga negaranya.
"Pembebasan Siti Aisyah menunjukkan bahwa negara di bawah pemerintahan Jokowi akan selalu hadir guna menyelesaikan persoalan-persoalan rakyat di mana pun berada, termasuk para buruh migran," kata Karding di Jakarta, Selasa (12/3).
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpendapat, upaya pembebasan itu menjadi komitmen serius dari pemerintah melindungi dan menjaga warga negaranya di dalam maupun di luar negeri. Dia mengatakan, hal itu juga menunjukan kesungguhan pemerintah dalam memberikan jaminan perlindungan hukum bagi pekerja migran.
Karding mengatakan, pemerintah juga memikirkan bagaimana kesejahteraan para pekerja migran di luar negeri dan keluarganya terjamin. Pemrintah, dia melanjutkan, bahkan memikirkan bagiamana pendidikan anak-anak pekerja migran yang ditinggal orang tuanya.
"Misalnya mendorong pembentukan pusat pembelajaran masyarakat (Community Learning Center) di Malaysia diperluas," katanya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding. (RepublikaTV)
Karding mengungkapkan, pemerintah terus mendorong upaya penciptaan lapangan kerja di Tanah Air agar jumlah pekerja migran di Indonesia semakin berkurang. Dia mengatakan, langkah ini sekaligus ingin memastikan anak-anak bisa tetap mendapat perhatian dan kasih sayang yang utuh dari orang tuanya.
Karding mengatakan, sejak kasus penangkapan Siti Aisyah terjadi pada 2017 Presiden Jokowi telah memberi perhatian dan memerintahkan jajarannya untuk menyelamatkan TKI itu. Dia mengatakan, upaya itu dilakulan mengingat Aisyah sesuai dengan pengakuannya tidak berniat membunuh Kom Jong Nam. Dia mengatakan, Aisyag hanya dijebak untuk seolah-olah mengikuti acara hiburan.
"Salah satu usaha serius Pak Jokowi utk pembebasan Aisyah saat ia bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia pada 29 Juni 2018 di Istana Bogor. Saat itu Jokowi meminta Mahatir Muhammad untuk melindungi para pekerja migran Indonesia di Malaysia," katanya.