Jumat 15 Mar 2019 00:20 WIB

Tantangan Bangun Masjid di Australia

Lamanya proses perizinan bangun masjid di Australia 12-18 bulan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Pembangunan masjid   (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pembangunan masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membangun masjid Indonesia di negara minoritas Muslim seperti Australia dinilai tidak mudah. Salah satu tantangannya yakni terkait perizinan.

Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Australia Hamim Jufri menjelaskan, untuk membangun tempat ibadah di Negeri Kangguru tersebut perlu izin dari daerah atau atau kabupaten setempat.

“Syarat supaya dapat izin di antaranya, harus punya parkiran luas, harus punya sertifikat keamanan menjadi gedung untuk umum, keamanan, dan lainnya. Itu semua tidak mudah didapatkan,” katanya kepada Republika, Rabu, (13/3).

Ia menambahkan, lamanya proses perizinan bervariasi. Berkisar 12 sampai 18 bulan.

Hamim melanjutkan, respon masyarakat lokal di sekitar masjid cukup baik. Sejauh ini belum ada penolakan berarti sebab pada dasarnya, warga Australia multikultural. Dengan begitu mereka sudah terbiasa dengan berbagai macam perbedaan, baik dari sisi lingkungan maupun budaya.

Hanya saja, ia menegaskan, Muslim Indonesia di Melbourne harus senantiasa berhati-hati agar tetap dapat saling menghargai antarbangsa dan antaragama. Hamim mengatakan, jumlah muslim di Australia sendiri tak lebih dari empat persen dari total penduduk. Para muslim tersebut kebanyakan imigran dari negara Timur Tengah, Indonesia, serta negara mayoritas Islam lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement