Jumat 15 Mar 2019 16:46 WIB

Perusahaan Cina Diprediksi Rebut Pasar Pesawat Boeing

Perusahaan Cina Comac menjadi alternati produsen pesawat selain Airbus.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Fasilitas produksi pesawat terbang milik perusahaan dirgantara Cina,  Commercial Aircraft Corporation of China Ltd. (Comac).
Foto: comac
Fasilitas produksi pesawat terbang milik perusahaan dirgantara Cina, Commercial Aircraft Corporation of China Ltd. (Comac).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejumlah maskapai yang khawatir untuk membeli pesawat dari Boeing Co memiliki pilihan selain Airbus SE yakni dari perusahaan pemerintah Cina. Commercial Aircraft Corp atau Comac kini tengah membangun C919, sebuah pesawat berbadan kecil untuk penumpang dengan kapasitas 170 orang.

Comac disebut telah memiliki lebih dari 800 pesanan di seluruh dunia, yang akan bersaing dengan Boeing 737 MAX 8, dan Airbus 320neo.

Baca Juga

Cina juga menangguhkan Max 8 dalam beberapa jam setelah kecelakaan Maskapai Ethiopian Airlines yang berada dalam penerbangan menuju Kenya, yang terjadi pada Ahad (10/3).

"Insiden semacam ini memberikan peluang bagi Comac untuk melangkah," kata seorang insinyur senior di Rand Corp. Washington, Chad Ohlandt, dilansir dari laman Bloomberg, Jumat (15/3).

Presiden Cina, Xi Jinping membangun industri kedirgantaraan dari awal untuk menghadapi persaingan. Cina berharap dapat mengalahkan Barat di udara.

Perusahaan memulai uji penerbangan C919 pada 2017. Comac telah menerima 815 pesanan dari 28 pelanggan, termasuk GE Capital Aviation Services.

Comac bekerja sama dengan United Aircraft Corp untuk mengembangkan pesawat berbadan lebar CR929. Pada akhirnya dapat terbang dengan rute jarak jauh seperti Beijing ke New York.

Comac menyatakan, pada November pasar penerbangan Cina akan menerima pengiriman 9.000 pesawat, selama dua dekade ke depan. Dua pertiga dari mereka akan menjadi pesawat lorong tunggal seperti Boeing 737 dan C919.

Comac yang berbasis di Shanghai juga telah membangun pusat pelatihan. Ini digunakan untuk teknisi pemeliharaan, pramugari, dan karyawan maskapai penerbangan lain, yang akan menerbangkan C919 dan CR929.

"Mereka melakukan empat, lima, atau enam hal secara paralel," ujar Marc Szepan, seorang dosen bisnis internasional di Oxford Said Business School.

Posisi ini membuat Boeing tidak nyaman, karena bersaing dengan mitranya. Comac dan Boeing merupakan pemilik bersama dari pusat perakitan di Shanghai yang mengirimkan 737 Max 8 ke Air China.

"Comac adalah pesaing yang hebat dan kami sangat menghormati mereka. Mereka juga kolaborator yang hebat," kata Boeing dalam email.

Pesawat-pesawat Cina tidak memiliki rekam jejak keselamatan seperti yang dimiliki asal Barat. Bermitra dengan L.E.K. Konsultasi di Shanghai, Yong Teng mengatakan, terlebih lagi tidak ada perusahaan Cina yang memiliki kapasitas merancang dan memproduksi mesin untuk jet komersial. Adapun mesin C919 berasal dari CFM International, perusahaan patungan dari General Electric Co dan Safran SA dari Prancis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement