REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- DPW PPP Jawa Timur (Jatim) mengaku telah mengusulkan Khofifah Indar Parawansa sebagai pimpinan partai dalam forum Mukernas mendatang. Namun sayangnya, usulan tersebut tidak mendapatkan tanggapan yang diinginkan partai.
"Itu kan sudah terjawab oleh Bu Khofifah mau fokus 99 hari kerja sebagai gubernur terpilih. Untuk beliau, ini terlalu berat mengemban sebagai ketum (ketua umum)," ujar Ketua DPW PPP Jatim, Musyaffa' Noer saat dihubungi Republika, Selasa malam (19/3).
Musyaffa' mengatakan, alasan usulan tersebut karena Gubernur Jatim ini dianggap layak memegang posisi puncak PPP. Mantan Menteri Sosial (Mensos) tersebut telah dilahirkan dan dibesarkan di PPP sehingga paham akan karakteristik kader partai. Khofifah, kata dia, jelas bukan orang asing lagi bagi partai Ka'bah.
Selain itu, Musyaffa' menilai, Khofifah sebagai sosok perekat umat dan konsistuen yang luar biasa. Kemudian juga memiliki 'jam terbang' yang banyak seperti pernah menjadi anggota DPR RI, menteri dan muslimat NU dan sebagainya. "Beliau sudah mumpuni sehingga layak menjadi ketum," jelasnya.
Musyaffa' menjelaskan, pihaknya sebenarnya telah mengajukan dua calon Plt Ketum, baik dari internal dan eksternal. Internal partai mengajukan Suharso Monoarfa sedangkan eksternal, Khofifah Indar Parawansa. Nama Suharso diputuskan berdasarkan rapat bersama pengurus harian PPP.
Secara teori, ia memahami benar, 10 Wakil Ketum di DPP PPP saat ini memiliki peluang menggantikan posisi Romahurmuziy. Namun sayangnya, tidak ada satu pun dari mereka yang siap mengganti posisi Ketum PPP. Musyaffa' mengerti mereka memiliki sejumlah alasan penolakan atas tawaran posisi tersebut.
"Pertama, hampir semua ikut caleg dan waktu 30 hari itu amat pendek. Kita harus kerja keras betul menjaga partai sampai 17 April. Mereka tahu itu, jadi enggak sanggup jadi ketum," tambah dia.
Karena tak ada yang siap, nama Suharso Monoarfa pun muncul berdasarkan fatwa dari Kyai Haji Maimun Zubair (Mbah Moen). Ketua Majelis Syariah DPP PPP tersebut telah menunjuk Suharso untuk menggantikan posisi Romahurmuziy. "Fatwa itu tepat dan sudah sepantasnya peserta Mukernas mulai menerima, mengamankan dan menjalankan yang difatwakan," kata Musyaffa'.
Berdasarkan laporan, Musyaffa' mengungkapkan, Suharso telah siap menerima jabatan tersebut. DPP PPP pun telah memutuskan secara resmi dalam rapatnya terkait ini. Selanjutnya, hanya menunggu momen Mukernas untuk mengokohkan posisi Suharso sebagai Plt Ketum PPP.
"Siapapun jadi Plt itu berat, ini 30 hari saja enggak sampai. Ini harus kerja keras, harus punya akar rumput dan kemampuan komunikasi internal dan eksternal yang baik. Dan Pak Suharso punya itu," tambahnya.