REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS -- Sejumlah pelajar Palestina pada Rabu pagi menderita sesak napas akibat menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel di satu sekolah di Desa Urif, bagian selatan Kota Nablus di Tepi Barat Sungai Jordan --yang diduduki. Kepala Sekolah Menengah Urif 'Ayed Al-Qitt mengatakan kepada Kantor Berita Palestina, WAFA, pasukan Yahudi menyerbu Urif dan menghujani kompleks sekolah tersebut dengan peluru gas air mata.
Sang Kepala Sekolah pun segera mengungsikan semua pelajar. Penyerbuan oleh militer Israel itu menyulut bentrokan di luar kompleks sekolah. Selama bentrokan tersebut, sejumlah pelajar menderita sesak napas.
Bentrokan terjadi saat sekelompok pemukim Yahudi dari Yitzhar, satu permukiman tidak sah yang dihuni oleh orang Yahudi fanatik ekstrem, berkumpul tidak jauh dari kompleks sekolah.
Sekolah itu telah berulang kali menjadi sasaran serangan oleh pasukan Israel dan pemukim Yahudi. Kepala sekolah sudah delapan kali mengungsikan pelajar selama semester pertama dan enam kali selama semester kedua tahun ajaran 2018/2019.
Serangan terhadap lembaga pendidikan oleh pasukan militer Israel dan pemukim Yahudi di Palestina merupakan pelanggaran besar terhadap hak anak-anak untuk memperoleh pendidikan dan pembangunan. Serangan tersebut terutama dilancarkan di daerah yang paling rentan di Tepi Barat --Daerah C, H2 dan Al-Quds (Jerusalem).
Serangan semacam itu sering terjadi sehingga cukup untuk menciptakan iklim ketakutan yang terus berlangsung dan teror buat pelajar serta guru mereka, dan memicu kecemasan dan tekanan psikologis yang sangat besar serta secara drastis mengurangi tingkat kehadiran pelajar di ruang kelas.