REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M Wahid Supriyadi, didaulat menjadi imam bagi beberapa pejabat tinggi Republik Dagestan. Shalat dilaksanakan di masjid tertua Rusia tepatnya kota Derbent, Rusia.
Dubes Wahid mengatakan bahwa ini merupakan sebuah penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada Indonesia, ketika diminta menjadi imam shalat oleh para pejabat setempat di masjid tertua di Rusia.
Minister Counsellor Pensosbud, KBRI Moskow, Adiguna Wijaya, kepada Antara London, Kamis, mengatakan kota Derbent yang berjarak sekitar 170 kilometer dari Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan, merupakan salah satu kota tertua di Rusia yang berusia lebih dari 2.000 tahun.
Dubes Wahid dalam kunjungan kerjanya ke Derbent yang didampingi Minister Counsellor Ekonomi, Edi Suharto, Minister Counsellor Pensosbud, Adiguna Wijaya dan Sekretaris I, Bustan Jufri, berkesempatan mengunjungi masjid tertua di Rusia, yaitu Masjid Juma yang dibangun pada 734 M.
Masjid yang bernuansa Persia ini merupakan bangunan bersejarah yang menjadi saksi penyebaran agama Islam di Rusia dan kawasan sekitar.
Umat Islam Republik Dagestan memiliki kesamaan mazhab dengan Indonesia. Dalam kompleks masjid terdapat beberapa pohon yang telah berumur ratusan tahun.
Imam Masjid Juma kota Derbent, Rizvan Gabibov, dengan penuh suka cita menyambut Dubes Wahid karena ini merupakan kunjungan dubes Indonesia yang pertama kalinya dilakukan selama hampir 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Rusia.
“Kami sangat senang dan menghargai sekali perhatian yang diberikan saudara dari Indonesia yang kami kenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim," ujar Imam Gabibov.
Dubes Wahid dan delegasi berkesempatan mengunjungi kompleks benteng kuno dan bersejarah Naryn-Kala yang berumur 2.000 tahun yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO sejak 2003.
Rangkaian kegiatan lainnya di kota Derbent adalah berziarah ke pemakaman Ziyarat Kyrhlyar yang menjadi salah satu tempat sakral di kawasan Kaukasia Utara.
Di pemakaman ini terdapat kompleks kecil dimana dimakamkan 40 orang martir para kerabat dari sahabat Nabi yang menyebarkan Islam ke Rusia pada periode awal masuknya Islam ke Rusia, sekitar 10 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Islam telah lebih dahulu masuk ke Rusia ratusan tahun lebih awal ketimbang masuknya Islam ke Indonesia. Saat ini, Rusia adalah negara di Eropa dengan jumlah populasi Muslim terbesar yang mencapai 25 juta orang.
Kunjungan ke kota Derbent adalah bagian dari rangkaian kunjungan kerja Dubes ke Republik Dagestan dari 24 hingga 27 Maret.
Pada saat kedatangan di Bandara Makhachkala, Dubes disambut Wakil Pertama Ketua Pemerintah Republik Dagestan, Gadjimagomed Huseynov, Menteri Ekonomi dan Pembangunan Wilayah Republik Dagestan, Osman Khasbulatov, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia di Republik Dagestan, Amirhan Magomeddadaev.
Para pejabat tinggi juga mendampingi kunjungan ke kota Derbent. Turut mendampingi Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov dan Wakil Walikota Derbent, Vidadi Zeinalov.
Tujuan utama kunjungan kerja ke Republik Dagestan adalah untuk menjajaki potensi pengembangan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Dubes Wahid menilai produk makanan halal dan fashion sangat berpotensi masuk ke pasar Dagestan yang merupakan pusat pusat perdagangan di daerah Kaukusia.
Selain itu daerah ini memiliki potensi pariwisata yang tinggi, terutama bagi penggemar wisata religi dan sejarah.
Republik Dagestan dengan populasi sekitar tiga juta jiwa, 95 persen penduduknya beragama Islam memiliki pesisir di Laut Kaspia dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan serta berseberangan dengan Kazakhstan.
Republik Dagestan menjadi lebih dikenal dunia sejak salah satu warganya, Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov, menjadi juara dunia ajang petarung profesional UFC (The Ultimate Fighting Championship).
Dia adalah seorang Muslim pertama dan warga Rusia pertama yang berhasil menjadi juara dunia di ajang ini.