REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapresl) nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menanggapi hasil survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS). Dalam survei itu, elektabilitas pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf unggul 18,1 persen dari pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kiai Ma'ruf meminta kepada seluruh tim kampanye nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf, relawan, dan pendukungnya agar tidak terbuai dengan berbagai hasil survei yang ada. Menurut dia, survei tersebut cukup dijadikan rujukan untuk terus berjuang di pillres 2019.
"Tapi, kita tidak putus asa, tidak puas. Kita juga tidak terbuai oleh hasil survei. Jadi, kita jadikan rujukan, kita akan terus berjuang," ucap ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini saat ditanya wartawan di sela-sela kampanye terbukanya di Yogyakarta, Kamis (28/3).
Di sisi lain, Kiai Ma'ruf berharap hasil survei tersebut dapat mendekati kenyataan yang sebenarnya. "Mudah-mudahan itu survei yang mendekati kenyataan," ujar Kiai Ma'ruf.
Mantan rais aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menambahkan, semua relawan harus tetap semangat bekerja di lapangan agar keunggulan dari pasangan nomor urut 02 semakin lebar. "Kalau bisa, itu jaraknya sampai 30 persen," kata Kiai Ma'ruf.
Survei CSIS juga mengungkapkan bahwa ada 1,2 persen yang belum menentukan pilihannya pada pilpres 2019. Kiai Ma'ruf berharap yang masih merahasiakan pilihannya itu nantinya akan memilih pasangan calon nomor urut 01.
"Kita harapkan bahwa mereka sudah mulai bergeser, ya. Menurut informasi, sisa 14 persen sudah banyak yang menentukan pilihan dan mengarah ke 01," ujar Kiai Ma'ruf.
CSIS mengadakan survei nasional pada 15 sampai 22 Maret 2019. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan sampel sebanyak 1.960 responden dan margin of error sebesar lebih kurang 2,21 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia.
Hasil survei menunjukkan, tingkat elektabilitas pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf sebesar 51,4 persen dan Prabowo-Sandiaga sebesar 33,3 persen. Terdapat selisih kira-kira 18,1 persen antara elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi.