REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Usaha Mikro kecil Menengah (UMKM) menjadi faktor penggerak perekonomian Indonesia, khususnya DIY. Dalam upaya peningkatan UMKM, fintech peer to peer lending atau pendanaan gotong royong online dapat berkontribusi mendukung UMKM.
"Fintech ini tidak hanya digunakan untuk konsumer, tapi juga untuk produktifitas UMKM. Harapan kami fintech bisa sebagai sumber pendanaan alternatif," kata Kepala Bagian Industri Keuangan Non Bank (INBK) Pasar Modal dan Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Noor Hafid.
Noor menjelaskan, fintech dapat dimanfaatkan sebagai modal bagi pelaku UMKM. Hal ini tentunya untuk semakin memudahkan dan mengembangkan UMKM tersebut.
Terlebih, dalam mendukung UMKM untuk go digital. Yang mana, UMKM yang menerapkan sistem online khususnya e-commerce terus tumbuh, walaupun saat ini masih rendah.
"Fintech hadir di era digitalisasi. Jadi harapannya, dengan UMKM yang mulai menggiat dan mulai melek teknologi, fintech bisa mendukung teman-teman UMKM," ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah DIY, Srie Nurkyatsiwi mengatakan, pemanfaatan e-commerce dalam pemasaran produk oleh UMKM masih rendah. Bahkan, baru mencapai 40 persen.
Padahal, pemanfaatan e-commerce dalam pemasaran produk UMKM ini dinilai efektif. Sehingga, UMKM terus didorong untuk menuju go digital.
"DIY membutuhkan jejaring pasar yang lebih luas, dan itu bisa didapatkan ketika pelaku UMKM bisa memanfaatkan secara maksimal pemasaran melalui e-commerce," katanya.