REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah merespons sikap Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra yang membeberkan isi percakapannya dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Menurutnya, apa yang dilakukan Yusril merupakan masalah pribadi antara Yusril dan Prabowo yang diumbar ke publik.
"Pak Yusril memang kecewa, banyak sekali kekecewaan. Tapi sudahlah, itu masalah pribadi, jangan dibawa ke persoalan pemilihan calon presiden," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/3).
Selain itu ia beranggapan sebaiknya seseorang tidak menilai keislaman orang lain dari jauh. Menurutnya, keislaman seseorang merupakan urusan pribadi orang tersebut.
"Kita melihatnya dari jauh begini, ternyata dia punya ibadah tengah malem, dia ternyata puasa, kan kita nggak tahu. Itu urusan orang aja," ucapnya.
Fahri menilai, apa yang dilakukan Yusril tidaklah tepat. Sebab, menurutnya isi percakapan yang kemudian diabadikan lewat tangkapan layar diumbar ke publik tidaklah formalitas.
"Kalau kita bercakap pribadi itu kan banyak unsur informalitasnya, bercandanya, hal-hal yang sebenarnya nggak bisa kita bawa ke ruang publik," tuturnya.
Yusril membeberkan isi percakapannya dengan HRS. Dalam percakapan via layanan pesan singkat Whatsapp (WA) tu, Rizieq meragukan keislaman Prabowo Subianto.
"Itu tulisan Rizieq sendiri dalam WA yang jejak digitalnya bisa dijadikan bukti yang sangat sulit untuk dibantah,” kata Yusril dalam pesan singkat kepada Republika.
Dalam pesan itu, HRS menyebutkan dirinya meragukan keislaman Prabowo. "Dukungan ijtima' untuk PS harus berdampingan cawapres ulama justru karena kita tahu PS lemah tentang Islam dan lingkarannya pun masih banyak yang “Islamphobia”. Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan Politik Islam yang disebutnya sebagai “Politik Integritas” beraroma SARA, dan ini sebab kandasnya cawapres ulama,” tulis HRS dalam chat tersebut.