REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menganggap proyek lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek sebagai penyebab genangan air di sekitar proyek tersebut. Namun, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tak lantas mengamini. Ia justru meminta Anies lebih teliti lagi dalam menyimpulkan penyebab genangan air itu.
“Saya minta Pak Gubernur (Anies) meneliti lebih jauh. Kalau berstatemen kan ada buktinya,” kata Budi di Pelabuhan Tanjung Priok, Ahad (7/4).
Dia menjelaskan pembangunan LRT seharusnya sudah sesuai mekanisme yang tepat sehingga tidak berdampak negatif. Budi memastikan pembangunan LRT Jabodebek sudah dilakukan dengan perencanaan yang baik.
Untuk itu, Budi meminta Anies memeriksa lebih teliti penyebab genangan air di sekitar proyek LRT. “Jadi kalau menyampaikan sesuatu tidak sesuai dengan fakta itu kurang baik. Bagi saya kita akan klarifikasi,” tutur Budi.
Sebelumnya, Anies sempat meninjau lokasi proyek pembangunan lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek. Anies mengingatkan kepada kontraktor pembangunan untuk membenahi saluran air karena sering terjadi genangan air di sekitar proyek tersebut.
“Jadi, tadi saya berikan peringatan keras kepada mereka bahwa pihak Adhi Karya harus bertanggung jawab," kata Anies di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Kamis (4/4).
Menurut Anies, lokasi-lokasi yang menjadi proyek pembangunan LRT menutup saluran air. Ia mengatakan, saluran air itu tertutup pilar-pilar. Sehingga, kata dia, ketika hujan deras turun dengan volume besar, terjadi genangan yang cukup lama.
“Jadi, ada saluran, saluran itu terpotong-potong oleh pilar, lalu di bawahnya ada tudung pilar, lalu ada tiang pancang itu volumenya besar, harusnya mereka menyiapkan pompa," kata Anies.