Selasa 09 Apr 2019 08:10 WIB

Jokowi: Kalteng Harus Menang 70 Persen

Jokowi menawarkan tiga kartu saktinya.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Muhammad Hafil
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo disambut para pendukungnya, saat tiba di kota Palangkaraya, Senin (8/4).
Foto: dok. TKN
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo disambut para pendukungnya, saat tiba di kota Palangkaraya, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Capres pejawat, Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat di Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali memenangkan dirinya dalam Pilpres 2019. Capres yang berpasangan dengan cawapres KH Maruf Amin itu meminta kemenangan 70 persen.

Pilpres 2014, saat menggandeng Jusuf Kalla, Jokowi mengatakan menang dengan hasil keterpilihab 59 persen. Pilpres tahun ini, kata dia kemenangan lima tahun lalu harus ditingkatkan minimal 70 persen. "Awas kalau ndak (tidak) dapat. Awas, awas, ingat target kita 70 persen," ujar dia saat kampanye di aula Kawala Convention Hall, Palangkaraya, Kalteng, Senin (8/4).

Baca Juga

Jokowi tak menjelaskan maksud kata 'awas' dalam orasi politiknya. Namun di hadapan ratusan pendukungnya yang hadir, Jokowi mengatakan akan menelefon Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Maruf Agustiar Sabran untuk  menanyakan hasil Pilpres 2019. "Hati-hati nanti saya telefon, Kalimantan Tengah dapat berapa? Harus di atas 70 persen. Minimal 70 persen. Sanggup," sambung Jokowi.

Tantangan tersebut, pun diiyakan para pendukungnya. "Sanggup," teriak para pendukungnya. Gubernur Sugianto Sabran yang ada di panggung kampanye, pun senyum-senyum sambil menunjukkan salam jempol dengan ucapan Jokowi tersebut. Di kampanye kali ini, selain ditemani gubernur,  sebagai tuan rumah, Jokowi ikut membawa sejumlah personil pemenangannya. Seperti Ketua TKN Erick Thohir, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto.

Jokowi, selain menuntut masyarakat Palangkaraya memenangkan 01 di Kalteng. Namun juga menawarkan kompensasi jika masyarakat berhasil memenanginya dalam pilpres. Seperti kampanye di kota-kota lainnya, Jokowi menawarkan tiga kartu sakti. Yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diperuntukan kepada para pelajar dan mahasiswa.

Jokowi menerangkan, KIP sebetulnya beasiswa dari pemerintah kepada para pelajar dan para didikan strata. Dengan KIP kata dia memungkina bagi pemerintah memberikan insentif kepada setiap siswa. Namun dalam orasi politik selama kurang lebih 20 menit itu, Jokowi tak menjelaskan berapa rupiah insentif yang ia janjikan.

Selain KIP, Jokowi juga mengenalkan yang namanya Kartu Pra-Kerja. Pemegang kartu pra-kerja kata dia, diperuntukan bagi para lulusan SMK maupun universitas yang membutuhkan pekerjaan di dalam negeri, maupun luar negeri. Lewat program kartu pra-kerja, kata Jokowi, pemegang kartu tersebut akan mendapatkan pelatihan dan vokasi sebelum terjun ke lapangan kerja.

"Kementerian-kementerian dan BUMN-BUMN yang akan memberika pelatihan," ujar dia. Selama masa pelatihan tersebut, Jokowi mengatakan, akan memberikan insentif. Namun, Jokowi pun tak menerangkan berapa besaran insentif yang ia janjikan bagi pemegang kartu pra-kerja.

Kartu terakhir yakni Sembako Murah (SKM). "Kartu ini khusus untuk ibu-ibu bisa belanja sembako murah," ujar Jokowi. Dengan SKM kata dia, pemegang kartu tersebut akan mendapatkan diskon jika ingin membeli kebutuhan pokok. Akan tetapi, lagi-lagi, Jokowi tak menjelaskan berapa besaran diskon, pun di mana SKM dapat berlaku.

Meskipun begitu, kata Jokowi program tiga kartu saktinya itu akan dia pastikan berjalan pada tahun depan. "Ini (kartu-kartu) program capres. Tahun ini akan kita rencanakan untuk dianggarkan. Tahun depan (2020) bisa kita belanjakan tiga kartu ini," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement