REPUBLIKA.CO.ID, SANDAKAN - Warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Sandakan Negeri Sabah Malaysia merasa trauma saat melaut. Rasa trauma itu muncul karena masih maraknya penculikan yang mengancam jiwa mereka.
Hal ini diutarakan Yunus asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pada Rabu (10/4) ia menuturkan akhir-akhir ini nelayan yang sebagian besar WNI seringkali dihantui aksi penculikan oleh kelompok tak dikenal menggunakan senjata api.
Pria yang mengaku telah 20 tahun bekerja di Negeri Sabah ini masih sering menemukan kelompok-kelompok bersenjata di laut tanpa diketahui raut wajahnya karena menggunakan topeng. Ia mengatakan selain harus berhadapan dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf dari wilayah Mindanao Filipina, nelayan juga sering berhadapan dengan bajak laut.
Demi menjaga keselamatan, pria berusia 60 tahun ini senantiasa waspada ketika melaut dengan memperhatikan sekelilingnya. "Jika harus berhadapan langsung dengan kelompok bersenjata atau bajak laut maka terpaksa potong tali jangkar untuk melarikan diri," katanya.
Cerita Yunus dibenarkan sejumlah WNI lainnya di Kampung Kombo Sandakan. Mereka menyatakan aksi penculikan oleh kelompok bersenjata tak dikenal ini bukan hanya di tengah laut. Tetapi biasa memasuki permukiman warga dan warung makan.