Rabu 10 Apr 2019 19:57 WIB

Batal Kampanye di Semarang, Prabowo Ungkap Izin Dipersulit

Pada hari ini, Prabowo Subianto hadir di kampanye akbar di Solo.

Rep: Binti Sholikah, Antara/ Red: Andri Saubani
Pendukung pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengibarkan kain panjang bendera merah putih saat mengikuti kampanye terbuka di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4/2019).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Pendukung pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengibarkan kain panjang bendera merah putih saat mengikuti kampanye terbuka di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto mengaku dalam masa kampanye ini dipersulit terutama dalam hal perizinan. Ia mencontohkan kampanye terbuka di Lapangan Simpang Lima Semarang, pada Selasa (9/10), yang batal terselenggara.

Menurut Prabowo, panitia tidak mendapat izin dari pemerintah setempat. Kemudian, lokasi dipindah ke GOR Jatidiri Semarang, tetapi juga tidak mendapat izin.

Baca Juga

"Tadinya kami mau kampanye di Semarang, kami mau di Lapangan Simpang Lima tapi katanya nggak boleh. Mau pindah ke GOR Jatidiri nggak boleh, akhirnya Alhamdulillah kita di sini. Dan luar biasa saya tidak menduga kehadiran massa seperti ini. Terima kasih rakyat Solo, terima kasih rakyat Jawa Tengah," kata Prabowo saat berkampanye di Stadion Sriwedari, Solo, Rabu (10/4).

Prabowo juga menceritakan saat Pilpres 2009 yang berpasangan dengan Megawati dengan lawannya saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono, di mana tidak ada larangan kampanye seperti saat ini. "Saya bukan bicara baik-baik tentang SBY, mentang-mentang ada Mas Agus di sini nggak," kata Prabowo.

"Sudahlah ini adalah kampanye terbuka yang terakhir karena besok saya (akan) ke Surabaya acaranya akademis di dalam ruangan jadi ini adalah kampanye terbuka yang terakhir," kata Prabowo, menambahkan.

Pada kampanye akbar selain Prabowo, dihadiri juga Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, Siti Hediati Hariyadi yang akrab dipanggil Titiek Soeharto, Amien Rais, Hidayat Nur Wahid dan Ustadz Bachtiar Nasir.

AHY menyatakan, dirinya bersama Partai Demokrat berjuang untuk Prabowo-Sandi agar kehidupan warga Indonesia lebih baik ke depan. "Kami akan meyakinkan selalu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merawat kebhinekaan, serta selalu menjaga keadilan dan mengutamakan rakyat," ucap AHY.

Dia meminta agar semua bekerja sampai 17 April atau tujuh hari ke depan untuk merapatkan barisan agar bisa memenangkan Prabowo-Sandi. Dia berharap agar masyarakat Indonesia mendapatkan kesempatan kerja dan ekonomi yang semakin baik ke delan, semakin tinggi daya beli, serta semakin berkualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement