Ahad 14 Apr 2019 17:08 WIB

TKN Instruksikan Relawan Bantu Panitia Pemilu Cabut APK

TKN juga mengajak masyarakar untuk menggunakan hak politik atau tidak golput.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi penertiban peserta pemilu 2019.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Ilustrasi penertiban peserta pemilu 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menginstruksikan kepada partai pendukung dan relawan untuk menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK) yang terpasang di seluruh pelosok tanah air mulai Ahad (14/4) hari ini. Sebab, tahapan pemilu telah memasuki masa tenang.

"Kami mengimbau partai pendukung dan relawan membantu para petugas dan penyelenggara pemilu khususnya Bawaslu untuk mencabut semua alat peraga kampanye yang terpasang di berbagai tempat," kata Direktur Kampanye TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Benny Rhamdani di Jakarta, Ahad.

Baca Juga

Benny mengatakan TKN juga mengimbau kepada seluruh partai pendukung dan juga relawan untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi. TKN juga mengajak masyarakar untuk menggunakan hak politik atau tidak golput.

Menurut Benny, keikutsertaan pemilih dalam Pemilu merupakan bentuk tanggung jawab konstitusional bagi masa depan negara bangsa. Dia melanjutkan, menggunakan hak pilih berarti juga membantu pemerintah, TNI dan Polri dalam menciptakan pemilu yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia serta dalam suasana aman dan damai.

Benny mengatakan, TKN mengimbau kepada seluruh pendukung untuk menunjukan sikap taat dan patuh kepada undang-undang selama pelaksanaan hari tenang. Dia melanjutkan, mereka diminta untuk tidak melakukan kegiatan apapun yang bersifat kampanye dan kegiatan lain yang bisa mencederai demokrasi.

Benny mengatakan, masa tenang sebaiknya digunakan untuk menguatkan kembali tali silahturahmi antar sesama anak bangsa. Menurut dia, hal itu sempat terganggu selama tahapan pemilu dilaksanakan. 

"Karena persaudaran antarsesama anak bangsa demi persatuan nasional bagi TKN itu adalah hal utama di atas penghormatan kita terhadap perbedaan politik dalam prinsip-prinsip demokrasi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement