Ahad 14 Apr 2019 21:37 WIB

Masa Tenang, Kiai Maruf Gelar Pengajian Keluarga

Selain diikuti keluarga inti, pengajian itu juga dihadiri Raffi Ahmad dan istrinya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin saat diwawancara di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4).
Foto: Republika/Muhyiddin
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin saat diwawancara di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada hari pertama masa tenang, cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menggelar pengajian keluarga di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (14/4). Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga hari masa tenang pada Pemilu 2019, yakni Ahad hari ini hingga Selasa (16/4).

Selain diikuti keluarga inti, pengajian itu juga dihadiri pasangan artis, Raffi Ahmad dan istri Nagita Slavina, yang merupakan teman karib menantu Kiai Ma'ruf, Rapsel Ali. Dalam pengajian itu, Kiai Ma'ruf menyampaikan tausiah dan menjawab berbagai pertanyaan.

Baca Juga

Awalnya, Raffi Ahmad bertanya tentang cara menjadi suami yang lebih baik untuk istrinya. Menjawab itu, Kiai Ma'ruf mengatakan bahwa kunci dalam kehidupan rumah tangga adalah kerukunan, harmoni, dan saling pengertian.

"Maka, mintalah ke Allah kehidupan harmonis, rahmah, kasih sayang dan saling pengertian. Itu modal utama. Kalau tidak takkan rukun," ujar Kiai Ma'ruf.

Kunci yang kedua, lanjut dia, yaitu rezeki yang halal dan banyak. Menurut dia, hal itu bisa diminta kepada Allah lewat shalat hajat dan shalar dhuha. Ketiga, jika diberikan anak maka anak-anaknya harus dijaga. 

Karena, menurut dia, Allah juga sudah memerintahkan kepada umat Islam agar tidak meninggalkan anak cucu yang lemah, seperti lemah iman, lemah kesehatannya, lemah pendidikannya, dan lemah ekonominya. "Doakan anak cucu kita supaya jangan lemah. Itu yang harus diupayakan," ucap Kiai Ma'ruf.

Dalam pengajian itu, Nagita Slavina juga bertanya kepada Kiai Ma'ruf tentang cara membangun romantisme antara suami dan istri agar keluarga lebih berkah. Kiai Ma'ruf pun kembali menekankan bahwa kuncinya adalah saling mencintai, menyayangi, dan memahami. 

Salah satu caranya, kata harus saling memanggil dengan baik seperti halanya Nabi Muhammad SAW yang memiliki panggilan sayang kepada istrinya, Siti Aisyah. Nabi memanggil Siti Aisyah dengan sebutan Yaa Humaira, yang artinya wahai yang berwajah putih kemerah-merahan.

"Maka suami, panggilah istrimu dengan panggilan menyenangkan. Jangan, 'gembrot lu', ceking lu'. Itu tak menyenangkan," kata Kiai Ma'ruf.

"Istri ke suami juga begitu. Jangan 'bapaknya anak-anak'. Jadi carilah yang kira-kira menyenangkan. Terkecuali pasangannya sudah tua. Kalau masih muda, carilah sesuatu yang menyenangkan," jelas ketua umum MUI ini. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement