REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengurangi polusi udara, salah satu yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan mengalihkan penggunaan bus Transjakarta berbasis listrik. Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph mengatakan, pihaknya menunggu sekitar lima perusahaan pembuat bus listrik masing-masing dua unit untuk mengikuti uji coba.
"Sekarang tahapnya adalah para pabrik untuk dapat melengkapi persyaratan-persyaratanyang diterapkan oleh negara kita. Kan setiap negara tentunya punya ketentuan yang berbeda-beda," ujar Daud di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (15/4).
Ia menjelaskan, peserta uji coba bus listrik ini harus lebih banyak agar hasilnya bisa lebih maksimal. Ia menyebut, sebagian besar bus berasal dari luar negeri sehingga beberapa hal perlu disesuaikan dengan aturan di Indonesia. "Ada yang dari Taiwan, ada yang dari Cina. Kami membuka kesempatan kepada dari seluruh belahan dunia. Dari Eropa kami juga memanggil, kemudian dari beberapa tempat seperti di produsen dari Amerika Selatan juga kita panggil," kata dia.
Sehingga, saat ini tahapan dalam rangkaian uji coba masih menunggu kesiapan sejumlah pabrik tersebut melengkapi persyaratan sesuai peraturan yang ada. Daud mengatakan, peraturan terkait dengan hal-hal yang mendasari pemberlakuan bus listrik termasuk penyediaan charging system itu sendiri.