Senin 15 Apr 2019 23:12 WIB

Transjakarta Targetkan 10 Bus Listrik Ikuti Uji Coba

Peserta uji coba bus listrik ini harus lebih banyak agar hasilnya bisa lebih maksimal

Rep: Mimi Kartika/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung melihat bus listrik (ilustrasi)
Foto: Widodo S Jusuf/Antara
Pengunjung melihat bus listrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengurangi polusi udara, salah satu yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan mengalihkan penggunaan bus Transjakarta berbasis listrik. Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph mengatakan, pihaknya menunggu sekitar lima perusahaan pembuat bus listrik masing-masing dua unit untuk mengikuti uji coba.

"Sekarang tahapnya adalah para pabrik untuk dapat melengkapi persyaratan-persyaratanyang diterapkan oleh negara kita. Kan setiap negara tentunya punya ketentuan yang berbeda-beda," ujar Daud di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (15/4).

Baca Juga

Ia menjelaskan, peserta uji coba bus listrik ini harus lebih banyak agar hasilnya bisa lebih maksimal. Ia menyebut, sebagian besar bus berasal dari luar negeri sehingga beberapa hal perlu disesuaikan dengan aturan di Indonesia. "Ada yang dari Taiwan, ada yang dari Cina. Kami membuka kesempatan kepada dari seluruh belahan dunia. Dari Eropa kami juga memanggil, kemudian dari beberapa tempat seperti di produsen dari Amerika Selatan juga kita panggil," kata dia.

Sehingga, saat ini tahapan dalam rangkaian uji coba masih menunggu kesiapan sejumlah pabrik tersebut melengkapi persyaratan sesuai peraturan yang ada. Daud mengatakan, peraturan terkait dengan hal-hal yang mendasari pemberlakuan bus listrik termasuk penyediaan charging system itu sendiri.

Di antaranya ketentuan mengenai dimensi kendaraan, driving system dengan menyesuaikan setir di luar negeri yang biasa berada di kiri sementara Indonesia terletak di kanan. Hingga sampai ke lantai bus yang biasa menggunakan bus low floor, di Jakarta sendiri bus rapid transit (BRT) menggunakan bus berlantai tinggi.

"Kendaraan standar yang ada di sana yang berbeda dengan kita. Tentunya harus disesuaikan dengan ketentuan perundangan di Indonesia," tutur Daud.

Ia menjelaskan, PT Transjakarta awalnya merencanakan uji coba selama enam bulan. Akan tetapi, apabila selama enam bulan belum bisa didapatkan hasil yang meyakinkan atau memuaskan, pihaknya bisa memperpanjang waktu uji coba sampai 12 bulan.

Ia juga mengatakan, saat ini sudah ada empat bus listrik yang ada di Indonesia. Akan tetapi, ia belum mau membocorkan asal perusahaannya. Daud menambahkan, rencanqnya uji coba akan diterapkan di dua rute.

"Tipe lokasi pertama adalah lokasi-lokasi yang secara lalu lintas lebih lancar. Itu sangat penting untuk dapat menguji kendaraan ini jarak tempuhnya berapa. Kemudian yang kedua adalah lokasi-lokasi yang mendapatkan ekspos yang positif kepada lebih banyak orang," jelas dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement