REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam sejarah perkembangan bentuk kubah, peran Kairo tidak dapat dilewatkan. Di sanalah gaya kubah Islam pertama dibangun, tepatnya pada paruh kedua abad ke-10, pada masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah di Mesir.
Kubah-kubah Fatimiyah berbentuk kecil, bertekstur halus dan identik dengan cat putih hingga putih pekat. Namun, kubah-kubah putih itu hanya berkembang pada era awal dan lenyap tertelan kemegahan bangunan yang terus bermunculan di Mesir.
Pada masa Dinasti Ayyubiyah, para pengrajin batu membuat terobosan bentuk kubah yang unik. Mengandalkan batu bata halus, mereka membentuk kubah menjadi lebih tinggi dan menyerupai bentuk oval.
Inovasi bentuk kubah ini ditandai dengan kelahiran kubah Mamluk. Kubah Mamluk pertama kali diinisiasi oleh Sultan Mamluk yang memerintah Kairo selama 250 tahun, dan terus dikembangkan oleh keturunan Mamluk selanjutnya.
Perkembangan kubah Mamluk selanjutnya mendatangkan perubahan signifikan dalam metode konstruksi kubah. Jika sebelumnya hanya mengandalkan batu bata kecil, kini pengrajin kubah harus menggunakan balok batu besar untuk membuat kubah yang ukurannya dua hingga tiga kali lipat dari sebelumnya. Warna kubah yang awalnya putih jernih atau putih pekat, juga mengalami perubahan menjadi abu-abu dan cokelat lembut.