REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Puluhan ribu hak suara pemilih di sejumlah wilayah di Cianjur, Jawa Barat, sempat terancam tidak dapat tersalurkan. Penyebabnya, karena berbagai faktor, salah satunya logistik yang tidak sampai ke satu kecamatan hingga Rabu pukul 11.00 WIB.
Seperti yang terjadi di TPS 16 di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, pemungutan suara baru bisa dilaksanakan setelah pukul 11.00 WIB karena menunggu logistik yang belum sampai hingga siang menjelang. Ketua TPS 16, Juri pada wartawan Rabu (17/4), mengatakan pelaksanaan pemilihan sangat terlambat yang seharusnya digelar sejak pagi, baru bisa dilakukan menjelang siang.
Bahkan dua ratusan warga yang hendak menyalurkan aspirasinya sempat kecewa dan mempertanyakan kesiapan KPPS yang sempat kebingungan karena menunggu logistik yang tidak kunjung sampai dari PPS. "Sekitar pukul 11.00 WIB, logistik pemilu mulai dari kotak suara, surat suara, hingga bilik suara baru sampai ke TPS dengan cara diambil sendiri dan pemilihan baru bisa dimulai menjelang TPS lain tutup," katanya.
Setelah dilakukan kesepakatan bersama dengan saksi dan mulai berdatangannya warga pemilih, TPS dibuka sampai pukul 14.00 WIB, agar aspirasi warga tetap berjalan dan tidak terganggu.
"Karena pelaksanaannya terlambat, kami baru menutup pendaftaran bagi pemilih pas pukul 14.00 WIB karena warga yang datang masih banyak. Meskipun secara tingkat partisipasi hanya 50 persen lebih dari total 200 lebih pemilih," katanya.
Ratusan calon pemilih merasa kecewa dengan keterlambatan tersebut. Karena sejak pagi mereka sudah mengantre di depan TPS untuk menyalurkan aspirasinya, namun hingga tiga jam menunggu logistik tidak kunjung datang.