Kamis 18 Apr 2019 16:42 WIB

GP Ansor Sayangkan Klaim Prabowo

Ansor menyambut baik seruan Prabowo kepada pendukungnya untuk tetap tenang.

Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas memberi apresiasi kepada Prabowo Subianto yang meminta para pendukungnya untuk tetap tenang dan tidak menggunakan cara-cara di luar hukum dalam menyikapi hasil Pilpres 2019. Namun Yaqut menyayangkan klaim kemenangan yang telah dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

“Saya apresiasi pidato Pak Prabowo yang tidak akan menggunakan cara-cara di luar hukum. Ini bagus dan contoh baik dalam berdemokrasi. Namun saya sayangkan, Pak Prabowo telah mengklaim bahwa beliaulah pemenang Pilpres dan mengklaim akan terpilih sebagai Presiden Indonesia. Seharusnya, ya tunggu dulu hasil resmi KPU,” kata Yaqut dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (18/4).

Menurut Gus Yaqut, sapaan akrabnya, hasil resmi akan disampaikan KPU pada 22 Mei mendatang. Oleh karena itu, Ansor mengimbau para elite politik untuk menahan diri, tidak melakukan klaim-klaim atau perayaan kemenangan berlebihan.

“Tidak justru membakar emosi para pendukungnya dengan mengklaim seolah-olah telah terpilih sebagai Presiden. Saya kira apa yang disampaikan Pak Jokowi yang hanya mengucapkan syukur merespons hasil hitung cepat lembaga-lembaga survei, sangat tepat. Tidak ada perayaan atau eforia kemenangan. Adem,” tandas Gus Yaqut.

Jika memang keberatan dengan hasil perhitungan, jelas dia, ada mekanisme yang sudah disediakan, mulai dari tingkatan paling bawah hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK).  Selanjutnya Gus Yaqut meminta elite-elite politik juga memberi pengertian kepada para pendukungnya untuk tetap tenang, menghindari potensi ketegangan, serta menjaga suasana tetap kondusif pasca Pilpres.

Gus Yaqut menentang segala bentuk perlawanan menolak hasil Pemilu yang bertentangan dengan demokrasi. “Ada yang mengajak melakukan people power, membakar masyarakat untuk melawan dengan cara-cara inkonstitusional. Ini harus dilawan karena justru mencederai demokrasi. Menang dan kalah dalam sebuah kontestasi itu biasa dalam demokrasi,” tandasnya.

Dia mengatakan, sejauh ini Pemilu sudah dilaksanakan dengan jurdil, transparan, dan tanpa intervensi apa pun. Pemilu menjadi pesta untuk seluruh rakyat Indonesia, terlihat dari antusiasme mengikuti hajatan lima tahun sekali ini sangat tinggi.

Gus Yaqut berharap, pasca pesta demokrasi ini seluruh rakyat Indonesia kembali bersatu, menjaga persatuan dan kesatuan. “Berbeda pandangan dan pilihan politik itu wajar dalam negara demokrasi. Biasa saja. Yang penting adalah persatuan bangsa harus tetap dijaga,” ujarnya.

Sebelumnya, Prabowo mengklaim kemenangan Pilpres 2019. Klaim kemenangan Prabowo, sebesar 62 persen didasari hasil perhitungan internal BPN 02 dari 320 ribu dari total sekitar 809 ribu TPS di seluruh wilayah Indonesia.

Prabowo mengatakan, hasil kemenangan tersebut sudah 40 persen dari total TPS yang ada. Menurut Prabowo, para pendukung 01 tetap bagian dari rakyat yang harus dibela dan dilindungi hak-haknya untuk hidup bersama dalam perdamaian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement