REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menko Polhukam Wiranto menyebut pengerahan ribuan pasukan Brimob ke DKI Jakarta dilakukan berdasarkan analisis keamanan dari Polri. Menurutnya, masyarakat pun tak perlu mempermasalahkan hal itu lantaran langkah kepolisian ini dinilai wajar dilakukan untuk memperkuat keamanan wilayah.
"Ya biasa nggak usah diributkan kalau ada kebijakan memindahkan pasukan dari sini ke sana dari sana ke situ itu kebijakan dari Polri tentunya berdasarkan analisis keamanan setempat," ujar Wiranto di Istana Kepresidenan Bogor, Jakarta, Selasa (23/4).
Wiranto mengatakan, pengerahan ribuan personel Brimob tersebut dilakukan agar masyarakat tentram dan tak khawatir terhadap ancaman serta gangguan keamanan. "Membuat masyarakat tentram, membuat masyarakat juga tidak khawatir terhadap hal-hal yang membuat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat," tambahnya.
Seperti diketahui, Polri akan mengerahkan sekitar 10 ribu personel Brimob ke DKI Jakarta untuk pengamanan setelah Pemilu 2019. Saat ini, Mabes Polri telah menarik secara bertahap sekitar 6.200 personel dari tiga Kepolisian Daerah untuk mengamankan ibu kota.
Senada dengan Wiranto, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko juga menyebut pengerahan ribuan personel Brimob di DKI Jakarta dilakukan sebagai upaya pengamanan situasi pascapemilu. Karena itu, ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang lantaran aparat keamanan telah bersiap siaga di lapangan.
"Kita hanya preventif. Tapi ada sementara masyarakat yang gamang, kita harus memberikan keyakinan kepada masyarakat gak ada apa-apa situasinya. Jadi masyarakat kalau ada pasukan yang turun di lapangan justru harus merasa nyaman, jangan merasa ketakutan," jelas Moeldoko.