REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara utusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto batal digelar Ahad (21/4) kemarin. Namun, utusan Jokowi yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku sudah ada komunikasi antara dirinya dengan calon presiden nomor urut 02 tersebut. Komunikasi dilakukan melalui sambungan telepon.
Luhut mengklaim dalam perbincangannya dengan Prabowo, keduanya sudah berjanji akan bertemu pada Ahad. "Ya memang saya sudah teleponan dengan Pak Prabowo, ya sudah bicara baik-baik, bicara ketawa-ketawa. Kita janjian mau ketemu, ya hari Minggu (21/4) kemarin tapi kemudian ada masalah teknis, beliau agak sakit flu jadi kita reschedule," tutur Luhut, Senin (22/4).
Luhut mengaku membawa pesan dari calon presiden nomor urut 01 yang juga pejawat Jokowi untuk Prabowo. "Kita biasa telepon-telepon, kan Pak Prabowo orang baik jadi saya mau menyampaikan pesan saja," ungkap Luhut tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai isi pesan yang akan disampaikan ke Prabowo tersebut.
Luhut hanya meminta agar Prabowo tidak terprovokasi orang-orang di sekitarnya terkait proses penghitungan hasil pemilihan presiden (pilpres) 2019. Lulusan dari Akademi Militer (Akmil) angkatan 1970 itu menilai, Prabowo adalah orang yang berpikir rasional.
Ia juga meminta elite di tim pemenangan Prabowo untuk bisa menahan diri berkomentar terkait hal-hal yang belum jelas. Hal yang sama juga ditunjukkan capres pejawat Jokowi. Mantan menteri koordinator bidang politik hukum dan keamanan ini juga meminta agar orang-orang di sekitar Prabowo memberikan informasi yang sahih kepada Prabowo.
Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan, tujuan pertemuan Luhut-Prabowo untuk mencapai keseimbangan baru. "Ya pasti misinya adalah menjaga keseimbangan baru. Pasti di kanan kiri setelah terjadi sebuah ketegangan politik, ini tujuannya mencari keseimbangan baru ya kan," kata Moeldoko.
Sementara, Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan, pertemuan Luhut dengan Prabowo batal karena ketua umum Partai Gerindra tersebut berhalangan. Menurut Hashim, yang juga adik Prabowo, pertemuan sebaiknya menunggu kesehatan Prabowo pulih terlebih dahulu.
"(Luhut) sebagai utusan Presiden ya? Saya kira Pak Prabowo kan berhalangan. Sebaiknya menunggu dulu, di lain kesempatan saja. Kalau gak salah Pak Prabowo lagi tidak enak badan," jelas Hashim saat ditemui di, Jakarta Selatan, Senin.
Sementara, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menilai, pertemuan utusan Jokowi dengan Prabowo belum mendesak. Ia mengatakan, yang justru sangat mendesak perlu dilakukan elite politik saat ini adalah menahan diri dan taat azas dengan menunggu hasil akhir penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Yang urgen saat ini adalah bagaimana semua pihak menahan diri, bagaimana seluruh pihak maksimalkan imbauan kepada seluruh warganya untuk betul-betul semuanya taat asas yaitu menunggu hasil akhir daripada real count yang dilakukan KPU," kata Hidayat, Senin (22/4).
Menurut dia, jika kedua pihak sama-sama mau menahan diri, ia berkeyakinan dengan sendirinya terjadi pendinginan di masyarakat. Ia menganggap, suasana politik yang panas disebabkan oleh pihak-pihak yang seolah-olah mencari solusi, tapi di balik itu ada provokasi.
"Nggak perlu juga seolah mencari solusi bahkan menghadirkan masalah baru," tegasnya.