Rabu 24 Apr 2019 06:44 WIB

Ketika Para Ashabul Kahfi Keluar dari dalam Gua (1)

Salah seorang dari Ashabul Kahfi itu kaget, suasana kota begitu jauh berbeda

(Ilustrasi) Surah al-Kahfi di dalam Alquran
Foto: Ist
(Ilustrasi) Surah al-Kahfi di dalam Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atas izin Allah SWT, ketujuh pemuda Ashab al-Kahfi itu bangun dari tidur panjang. Ihwal ini dijelaskan secara perinci dalam Alquran surah al-Kahf ayat ke-19. Artinya sebagai berikut.

Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?).’ Mereka menjawab: ‘Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.’

Baca Juga

Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).’

Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun.’”

Utusan yang menjalankan tugas dari kawan-kawannya itu berjalan ke arah pusat kota. Di benaknya, terpikir bagaimana keadaan keluarga yang telah ditinggalkannya dan mata-mata pasukan Daqyanus yang harus dihindarinya sebisa mungkin. Dia hanya bisa berdoa. Berharap semoga sanak familinya yang beriman selamat serta tidak terlalu mencemaskan keadaan dirinya.

Yang terpenting sekarang, membeli makanan halal di pasar untuk segera diantarkan pada para sahabatnya yang menunggu di dalam gua.

Alangkah terkejutnya utusan ini begitu menyadari perubahan yang mencolok dari kota tempat tinggalnya. Tidak ada lagi gerbang kota Ephesus yang dihiasi ornamen dewa-dewi Romawi. Bahkan, hiasan yang dijumpainya adalah puji-pujian terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh mengherankan!

Hanya dalam semalam atau beberapa hari negeri yang dipimpin Daqyanus sudah meninggalkan perbuatan menyembah berhala!

Pasar yang selama ini diketahuinya telah berubah drastis. Bukan hanya kios-kios yang tidak sesuai dengan letaknya semula, tetapi juga mereka yang ada di dalamnya. Tidak ada satu pun wajah para pengunjung dan pedagang yang familiar baginya. Orang-orang juga mulai melihatnya aneh. Mungkin karena pakaian yang disandangnya.

(Bersambung)

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement