Ahad 28 Apr 2019 16:02 WIB

Reaksi atas Penembakan Sinagog di San Diego

Trump berjanji untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Sinagog San Diego.

Sherif mengarahkan pengendara setelah terjadi penembakan di Sinagog Chabad, Poway, California, USA, 27 April 2019.
Foto: EPA-EFE/David Maung
Sherif mengarahkan pengendara setelah terjadi penembakan di Sinagog Chabad, Poway, California, USA, 27 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Berbagai pihak mengecam penembakan yang terjadi di Sinagog Chabad of Poway di San Diego, Kalifornia, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (27/4). Serangan ini terjadi enam bulan setelah penembakan di Sinagog Tree of Life, Pittsburgh yang menewaskan 11 orang. 

"Hanya dalam enam bulan setelah penembakan mengerikan di Sinagog Tree of Life di Pittsburgh, kami menghadapi apa yang tampaknya sebagai serangan anti-semit lainnya, bersama semua komunitas Yahudi, kami menentang tindakan kebencian ini," kata Ketua House of Representative Amerika Serikat Nancy Pelosi di Twitter, Ahad (28/4). 

Baca Juga

Satu orang dilaporkan tewas dalam  penembakan di San Diego ini. Insiden itu pun menyebabkan tiga lainnya mengalami luka-luka.

Presiden AS Donald Trump yang memiliki hubungan baik dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga sudah mengungkapkan belasungkawanya. "Simpati terdalam saya untuk mereka yang menjadi korban, para keluarga dan orang-orang yang mereka cintai, dengan apa yang terlihat, jelas, berdasarkan percakapan terakhir saya, ini terlihat sebagai kejahatan kebencian. Sangat sulit untuk dipercayai, sulit untuk percayai," kata Trump. 

Trump berjanji untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia mengatakan sepertinya pelaku yang sudah ditangkap melakukan aksinya seorang diri dan sudah lagi tidak berbahaya. Trump juga memuji penegak hukum yang melakukan pekerjaan mereka dengan baik. 

Presiden Israel Reuven Rivlin juga mengungkapkan belasungkawanya. Ia mengatakan sangat terkejut dan sedih mendengar penembakan yang terjadi di Sinagog Chabad of Poway. Pembunuhan yang dilakukan selama Pesach, hari raya kebebasan orang Yahudi. 

"Dan satu hari sebelum Hari Peringatan Holocaust, ini menjadi pengingat yang menyakitkan bahwa anti-Semit dan kebencian terhadap Yahudi masih ada, di mana-mana, tidak ada negara dan tidak ada masyarakat yang kebal, hanya dengan edukasi peringatan Holocaust dan toleransi wabah ini bisa diatasi," kata Rivlin. 

sumber : Lintar Satria/AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement