REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Seorang petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Yulin Datau (37), dirawat di rumah sakit Ainun Habibie. Ia dilarikan ke rumah sakit usai pingsan saat rapat pleno rekapitulasi Pemilu 2019.
''Pada saat itu kondisi saya menurun, karena bekerja selama empat hari, empat malam, kurang tidur dan juga makan. Sebelumnya memang ada dokter yang datang dan memeriksa kesehatan lalu meminta saya istrahat,'' kata Yulin di Gorontalo, Senin.
Yulin mengaku jika tekanan darahnya saat diperiksa hanya 90/70. Namun dirinya tetap bekerja karena tanggung jawab, selain karena para saksi yang menunggu hasil.
''Saya pingsan Jumat (26/4) tengah malam sekitar pukul 23.00 WITA dan tidak sadarkan diri hingga keesokan harinya pukul 16.00 WITA,'' kata Yulin yang bertugas di Divisi SDM dan Sosialisasi tersebut. Yulin menjelaskan jika ia dirawat sejak Jumat (26/4) dan membutuhkan tranfusi darah sebanyak empat kantong.
Sementara seorang anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, Kecamatan Bukit Bestari, Tanjungpinang, Kepri, Nur Ilmiyati mendadak pingsan saat mengisi form DAA1 (kelurahan/desa) di aula kantor Camat Bukit Bestari, Senin (29/4) sore. Komisioner KPU Tanjungpinang, Muhammad Yusuf Mahidin, mengatakan Nur saat itu sedang duduk di kursi sambil melaksanakan tugasnya.
Namun, tiba-tiba Nur terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri. ''Kata rekan-rekan kerjanya, beberapa hari terakhir kondisi Nur memang kurang sehat, tapi karena tanggung jawabnya, dia tetap bekerja,'' ucap Yusuf.
Lanjut Yusuf, saat ini wanita tersebut sudah dibawa ke RSUD Provinsi Kepri untuk mendapatkan perawatan intensif. ''Saat kejadian, beruntung ada ambulans polisi yang standby di lokasi. Kita doakan mudah-mudahan kondisinya baik-baik saja,'' ujar Yusuf.