Selasa 30 Apr 2019 05:37 WIB

Karding: Kita Sepatutnya Dukung Jokowi Pindahkan Ibu Kota

Lewat pemindahan ibu kota, diharapkan pembangunan tak lagi terkonsentrasi di Jakarta.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding mengingatkan bahwa seluruh elemen bangsa Indonesia sepatutnya mendukung wacana pemindahan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta. Gagasan ini sudah muncul sejak presiden pertama RI.

"Wacana pemindahan ibu kota Negara Indonesia, gagasannya sudah muncul pada era pemerintahan Presiden Skarno," kata Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Abdul Kadir Karding mengatakan hal itu menanggapi rapat kabinet terbatas (ratas) yang diadakan oleh Presiden Joko Widodo dengan mengundang sejumah menteri terkait di Kantor Presiden, di Jakarta, Senin. Dalam ratas tersebut, Presiden Joko Widodo membicarakan serius wacana pemindahan ibu kota.

Menurut Karding, di sejumlah negara maju, ibu kota negara tidak lagi digabung dengan kota pusat ekonomi dan bisnis. Dengan adanya pemisahan tersebut, kata dia, maka pembangunan tidak lagi terkonsentrasi pada satu kawasan saja.

"Dengan adanya pemisahan ibu kota negara dan kota pusat ekonomi-bisnis, maka visi-misi Presiden Jokowi akan membangun Indonesia di seluruh daerah akan semakin terwujud," katanya.

Anggota DPR RI ini menilai, Indonesia saat ini berada di tangan yang tepat karena memiliki visi dan rencana yang berorientasi jauh maju ke depan karena dengan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta, maka beban Jakarta bisa jauh berkurang.

"Calon ibu kota negara masa depan Indonesia nanti haruslah mencerminkan konsep Indonesia secara utuh dan modern, tapi tetap mengusung konsep go-green dan smart city," katanya.

Karding optimistis, dengan perencanaan yang matang dan menyeluruh, maka bukan sesuatu yang sulit untuk mewujudkan rencana pemindahan ibu kota itu. "Tidak ada yang tidak mungkin kalau semua pihak bisa saling memberikan masukan, pemikiran, dan dukungan, untuk kemajuan bangsa ini," kata Karding.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement