Selasa 30 Apr 2019 12:42 WIB

Hafalan Quran Bantu Implementasi Layanan di Rumah Sakit

Karyawan yang menghafal Alquran dinilai akan lebih mudah sinergikan konsep syariah.

Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hafalan Alquran ternyata sangat membantu para karyawan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah, dalam kesehatan di rumah sakit berbasis syariah.

Hal ini membuat Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung bertekad mencetak lebih banyak generasi penghafal Alquran, di lingkungan kerjanya. Upaya ini diwujudkan manajemen RSI Sultan Agung melalui Rumah Tahfidz Darusy Syifa, yang diwujudkan di lingkungan masjid rumah sakit setempat.

Sejak dilaunching 27 Oktober 2018 lalu, rumah tahfidz Daruzy Syifa telah meluluskan angkatan yang ke-enam para penghafal Alquran (hafidz) dari lingkungan internal RSI Sultan Agung Semarang.

“Mulai dari karyawan serta tenaga medis seperti dokter maupun perawat,” ungkap Direktur Utama (Dirut) RSI Sultan Agung Semarang, dr H Masyhudi AM MKes, di Semarang, Selasa (30/4).

Masyhudi menjelaskan, wisuda para penghafal Alquran (hafidz dan hafidzoh) angkatan ke-enam, telah dilaksanakan di rumah tahfidz Daruzy Syifa, dalam Qiyamul lail yang dilaksanakan pada Ahad (24/4) kemarin.

Sehingga, hingga saat ini Rumah Tahfidz Darusy Syifa telah membimbing karyawan, tenaga medis baik itu dokter dan perawat untuk menghafal Al Quran. “Sudah ada ratusan karyawan yang sudah lulus juz 30 dan tarjim juz 1,” lanjutnya.

Masyhudi juga menyampaikan, Rumah Tahfidz Darusy Syifa RSI Sultan Agung --saat ini-- memiliki ustad dan ustadzah yang full 24 jam mendampingi karyawan dalam proses bimbingan atau ‘setoran’ Alquran.

Tak lupa, ia juga mengapresiasi semangat serta kesungguhan yang ditunjukkan para karyawan di lingkungan RSI Sultan Agung Semarang dalam memperbanyak jumlah hafalan juz dalam Alquran.

Karena seorang karyawan yang berusaha menghafal Al Quran –dinilai—akan lebih mudah mensinergikan konsep- konsep Syariah dalam pelayanan di rumah sakit yang telah menerapkan prinsip- prinsip layanan Islam. 

“Kami percaya dengan hafalan Alquran --insyaAllah—akan senantiasa membawa keberkahan bagi institusi masing- masing. Dengan begitu rumah sakit Islam menjadi berkembang dan lebih baik,” tandasnya.

Sebelumnya --dalam acara Qiyamul lail-- KH Yahya Al Mutamakkin al Hafizh menyampaikan beberapa tips supaya menghafal Al Quran tetap semangat. Caranya dengan selalu mengulangi bacaan ayat meski itu hanya beberapa ayat.

Ia juga mengungkapkan, ketika menghafal Al Quran paling sulit memang saat juz 1. Setelah juz 1 hafal, insya Allah yang lainnya juga akan lebih mudah menyesuaikan.

Namun tantangan lebih berat bila telah memasuki juz 10 ke atas. “Disinilah pentingnya menjaga semangat harus dilakukan, supaya dapat meneruskan hafalan sampai tuntas,” tandasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement