REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Bangkulu telah menetapkan status tanggap bencana selama 14 hari. Petugas gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang hilang dalam banjir dan longsor.
“Beberapa daerah (di Bengkulu) telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari dan penanganan masih terus dilakukan,” kata Sutopo di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (30/4).
Sutopo menjelaskan, sampai saat ini jumlah korban meninggal berjumlah 29 orang. Sedangkan jumlah korban hilang menjadi 9 orang dari sebelumnya 13 orang.
“Empat orang sudah ditemukan dan dalam keadaan hidup,” kata dia.
Sutopo melanjutkan, hujan ekstrim selama dua hari yang mengguyur seluruh wilayah Bengkulu ini telah menyebabkan banjir dan longsor. Selain menelan korban jiwa dan korban luka-luka, juga berdampak parah terhadap rumah-rumah warga, fasilitas umum, fasilitasi pendidikan, dan sarana lainnya.
Banjir yang terjadi sejak 26 April 2019, ungkapnya, saat ini mulai surut. Sayangnya, dampak dari banjir juga menyulitkan petugas seperti lumpur dan material-material bangunan maupun pepohonan yang terseret banjir.
“Sampah dan material yang dihanyutkan banjir, lumpur dan material lain ini memerlukan segera pembersihan,” ungkapnya
Oleh karenanya kata Sutopo, dibutuhkan alat berat untuk mengangkat lumpur maupun material-material tersebut. Sayangnya jalan maupun jembatan yang terputus juga menyulitkan bagi alat berat untuk cepat dikerahkan.
“Beberapa jembatan yang rusak akan segera dibangun jembatan yang baru oleh TNI maupun KemenPU, ini agar memudahkan evakuasi,” kata Sutopo