REPUBLIKA.CO.ID, Sepanjang Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, menuju Kota Depok, terdapat satu ruas jalan yang rusak. Jalan rusak tersebut dilewati pengendara sepeda motor jika terjadi kemacetan panjang. Kemacetan ini terjadi setiap hari, terutama saat jam pulang kantor.
Berdasarkan pantauan Republika, beberapa waktu lalu, jalur rusak ini berada di samping jalur rel kereta api arah Stasiun Lenteng Agung. Jalur ini lebarnya sekitar dua sampai empat meter dan masih berbentuk tanah, serta dipenuhi oleh lubang, batu, dan genangan. Bahkan, terdapat bekas ban yang tertanam di tanah bebatuan tersebut.
Saat musim hujan, jalanan rusak yang belum diaspal ini akan memiliki genangan air. Tidak hanya itu, ditemukan juga bekas aspal yang bergelombang di jalanan tanah bebatuan ini. Sepeda motor yang melewati jalur ini layaknya sedang melaju di jalur off-road.
Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan, Muhammad Najib, mengatakan, pihaknya akan mengecek terlebih dahulu bersama kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Sebab, ia hanya mengetahui di sekitar Jalan Raya Lenteng Agung ada rencana pembangunan.
“Kalau Jalan Raya Lenteng Agung arah Depok setahu saya rencananya akan dibangun flyover. Nanti akan kami cek serta dikoordinasikan untuk ditindaklanjuti,” kata Najib kepada Republika, Kamis (25/4).
Salah satu pedagang kayu yang berjualan di sekitar lokasi, Andika Saputra (30 tahun), mengatakan, sudah tiga tahun jalanan rusak itu dibiarkan. Sebab, dulu di samping jalanan rusak itu bekas lahan warga berdagang. Tetapi, sekarang sudah menjadi jalur penghijauan.
“Waktu tiga tahun lalu, pada digusur di situ. Dibuat penghijauan deh. Nah, jalanan rusak yang itu bekas lahan orang berdagang juga. Sehabis itu, dibiarkan deh, tidak diaspal,” tutur Andika sambil menunjuk jalanan tanah yang belum beraspal itu.
Andika menambahkan, pada sore hari Jalan Raya Lenteng Agung ini selalu padat kendaraan. Sepeda motor pun terpaksa melewati jalanan rusak itu, lantaran tidak ada lagi jalan yang bisa dilewati karena satu arah untuk menuju ke Depok.
“Jalanan rusaknya sampai ujung sana memutar balik ke arah Pasar Minggu yang ada rel kereta api itu. Ya, macet mah sudah biasa, sampai malam malah. Padahal, kalau jalur itu diaspal akan mengurangi macet juga. Karena lebarnya juga lumayan,” kata dia.
Andika mengaku jika musim hujan sepanjang Jalan Raya Lenteng Agung ini digenangi air sekitar 20 sentimeter. Apalagi, jika hujannya 24 jam, jalan ini akan banjir karena selokan air pun tidak ada.
Satu ruas jalan yang rusak di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan dibiarkan tanpa perbaikan.
Senada dikatakan Andika, pekerja harian lepas Jalur Penghijauan Tanjung Barat, Saini Meli (61 tahun), mengatakan, jalur berbentuk tanah dan rusak ini juga ditumbuhi rumput liar. Bahkan, ia juga sempat merapikan bebatuan di jalur tidak beraspal ini.
“Enggak tahu ini jalanan buat apa, padahal sampingnya aspal. Sudah lama ini begini. Becek banget ini kalau hujan, enggak ada aliran airnya. Saya juga bingung,” keluh Saini sambil duduk di pinggir jalan.
Menurutnya, kendaraan truk juga sering kali parkir di jalanan yang rusak ini pada pagi hari. Terutama, di depan perusahaan semen Andinik. Sekitar empat truk yang parkir setiap pagi di jalur ini.
“Kalau macet pasti, apalagi hari libur, motor pada lewat sini. Tapi, ini jalannya parah memang. Kalau becek saja keringnya baru dua hari,” ujarnya.
Salah satu pedagang tambal ban, Sanjaya (18 tahun), mengatakan, jalanan rusak itu sudah lama tidak dibenahi. Sekitar tiga tahun dibiarkan menjadi jalanan rusak yang bertanah serta penuh batu-batu yang bertebaran.
“Tidak diaspal lagi itu jalanan. Sore nih sampai pukul 20.00 WIB macet banget. Jangankan motor lewat jalan yang rusak itu, ini yang trotoar saja dilewati,” kata Sanjaya.
Satu ruas jalan yang rusak di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan dibiarkan tanpa perbaikan.
Sementara itu, Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi Jakarta Darmaningtyas mengatakan, jalur rusak itu dapat membahayakan pengemudi kendaraan. Ia meminta Dinas Bina Marga DKI Jakarta harus cepat menindaklanjuti.
“Harus dicek itu jalannya. Memang belum terjadi kecelakaan. Kalau tiba-tiba ada kecelakaan, baru dibetulkan? Tidak boleh begitu. Harus diantisipasi dari sekarang,” kata Darmaningtyas.
Menurutnya, harus ada aplikasi untuk aduan warga jika ada jalanan rusak. Dinas Bina Marga DKI Jakarta harus inisiatif. Kemajuan teknologi sudah canggih. Sehingga, kalau ada jalan berlubang, kerusakan, dan tidak layak dilewati kendaraan, warga bisa langsung mengadukan permasalahan jalan tersebut.
“Buatlah jalan yang layak dilewati kendaran agar pengemudi aman dan nyaman. Nanti kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, siapa yang disalahkan?” ujar dia.